Kisah Sedih Pengungsi Gempa Cianjur, Hanya Bisa Makan Mie Serta Mengungsi di Kandang

- 25 November 2022, 10:27 WIB
Pengungsi korban gempa Cianjur dalam tenda
Pengungsi korban gempa Cianjur dalam tenda /

ARAHKATA - Hari ketiga pascagempa bumi di Kabupaten Cianjur berkekuatan 5,6 Magnitudo yang meluluhlantahkkan rumah warga di 15 jecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur membuat warga terpaksa harus mengungsi di lokasi yang dirasa cukup aman.

Namun, terkait apa yang dirasakan warga saat mengungsi, berbagai cerita pun tersimpan.

Ada kisah duka yang selalu menyelimuti para pengungsi, tak hanya ada yang tidur di luar dengan amparan tikar, di antara mereka pun ada yang harus merasakan dinginnya malam, bahkan tidak sedikit jika hujan turun, mereka harus tidur dengan basah kuyup.

Baca Juga: Peringati Hari Guru Nasional 2022, Sederet Ucapan Apresiasi Melalui Media Sosial

Meski saat ini kondisinya mulai membaik, namun kisah para pengungsi ini sulit untuk dilupakan.

Bahkan ada pengungsi yang sama sekali tidak mendapatkan makanan selama dua hari pascagempa bumi.

Memasuki hari ketiga pascagempa bumi, mereka masih sulit untuk mendapatkan makanan yang sehat.

Baca Juga: Merasa Diperas, Oknum Jaksa Penyidik Kejati Jawa Tengah Dilaporkan ke Koordinator Jaksa

Setiap hari mereka hanya bisa makan mi instan dengan alasan logistik yang diterima hanya beras dan mi instan.

"Kalau telur, baru hari ini kita dapat, ya minimal ada sayuran, sembelit kan kalau tiap hari makan mi instan, apalagi rumah juga kan ga tau kapan akan dibangun," kata Delia (20), warga yang mengungsi di Kp. Cikamuning, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, dikutip ArahKata.com dari PikiranRakyat.com pada Kamis, 24 November 2022.

Delia juga meminta kepada Pemerintah agar dapat mendistribusikan makanan yang baik untuk ibu menyusui dan balita.

 

"Khawatir kan anak, karena masih umur 21 bulan, apalagi kondisi tenda gini, pasti kedinginan," katanya.

Sementara di tempat lain, di Kp. Warungbatu RT 01/10, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, masih ada warga yang mengungsi di kandang domba. Padahal kandang domba tersebut masih berisi 40 ekor domba.

Alasan pengungsi tinggal di kandang domba karena dekat dengan rumah sehingga bisa membersihkan rumah lebih dekat.

 

Kandang ini terletak di ujung kampung, masuk gang sekitar 100 meter dari jalan nasional arah Cugenang dari simpang empat lampu Gentur.

Kandang domba ini merupakan posko kedua di kampung tersebut. Ada posko utama yang didirikan di tengah perkampungan.

"Nyaman aja sih, sudah terbiasa, ini sudah mau masuk hari ketiga tinggal di kandang domba," ujar Yayan (72) saat ditemui Kamis 24 November 2022 sore.

 

Yayan mengatakan, alasan masih tinggal di kandang domba adalah karena dekat dengan rumah.

"Karena kan kalau mau beres-beres rumah, dari sini dekat, daripada harus ke lokasi kan jauh," kata Yayan

Ketua RT 01 setempat, Adi Permana, mengatakan bahwa ia sudah membujuk warga untuk menempati tempat lain yang aman dan berupa lahan terbuka.

 

Namun bujukan Adi tidak berhasil karena warga memilih kandang domba sebagai tempat pengungsian karena dinilai lebih dekat ke rumah mereka.

"Pemilik kandang mengizinkan saja asal warga betah, sebelumnya saya sudah membujuk mereka agar tidak tinggal di kandang domba," kata Adi.

Adi mengatakan, ada sebanyak 7 kepala keluarga yang tinggal di Kandang domba tersebut.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x