Rumah Sakit di Singapura jadi tempat Berbahaya Covid-19

2 Mei 2021, 19:02 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/geralt/

ARAHKATA - Otoritas Singapura melaporkan telah mendeteksi klaster COVID-19 di salah satu rumah sakit terbesarnya, di antara 16 kasus baru infeksi corona yang ditularkan secara lokal yang dilaporkan pada Kamis 29 April 2021 lalu.

Angka tersebut merupakan jumlah kasus domestik COVID-19 tertinggi di Singapura dalam tujuh bulan.

Singapura sendiri sebelumnya berhasil menahan wabah virus corona sejak penularan besar di antara para pekerja migran yang tinggal di asrama-asrama tahun lalu.

Baca Juga: Zakat Fitrah, Bayi di dalam Kandungan Apakah Wajib?

Sebagian besar kasus COVID-19 berikutnya di negara itu merupakan kasus impor dan ditemukan di karantina.

Delapan dari kasus yang diumumkan pada Kamis malam itu terkait dengan Rumah Sakit Tan Tock Seng, kata kementerian kesehatan Singapura.

Kasus COVID-19 di rumah sakit itu termasuk seorang dokter dan seorang perawat yang telah divaksin untuk virus corona. Keduanya memiliki gejala.

Pihak berwenang telah mengisolasi dua bangsal di rumah sakit tersebut untuk menguji para staf dan pasien, dan meningkatkan karantina serta pembatasan pergerakan setelah ditemukannya klaster, yang merupakan yang pertama di rumah sakit Singapura.

Baca Juga: Catat! Jadwal Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021

Tujuh kasus lokal lainnya yang dilaporkan pada Kamis terkait dengan petugas imigrasi bandara.

Singapura telah melaporkan lebih dari 61.000 kasus COVID-19 sejak pandemi melanda tahun lalu, di mana sebagian besar kasus ditemukan di asrama-asrama yang menampung para pekerja asing berupah rendah.

Negara itu telah mencatat total 30 kematian akibat infeksi virus corona baru. Kasus-kasus baru COVID-19 muncul saat Singapura menyiapkan gelembung perjalanan (travel bubble) dengan Hong Kong yang akan diluncurkan pada Mei setelah penangguhan tahun lalu.

Baca Juga: Rekomendasi Isi Hampers Lebaran 2021 yang Patut Dicoba

Singapura juga telah meluncurkan vaksinasi setelah suntikan yang menyetujui penggunaan vaksin buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Kementerian kesehatan Singapura mengatakan vaksin-vaksin tersebut efektif dalam mencegah penyakit bergejala untuk sebagian besar penerimanya, tetapi beberapa orang masih dapat terinfeksi meskipun telah diinokulasi.

Kekhawatiran telah berkembang atas munculnya varian baru virus corona dan efektivitas vaksin yang ada untuk melawan varian baru tersebut.***

Editor: Agnes Aflianto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler