Pasca Divaksin Puluhan Lansia Norwegia Meninggal, Tim Dokter Investigasi

- 20 Januari 2021, 08:44 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID-19
Ilustrasi Vaksin COVID-19 /Arahkata/

ARAHKATA – Berita duka datang dari lansia di negara Norwegia. Sungguh mengenaskan, awalnya ingin mendapatkan kekebalan terhadap virus COVID-19 yang saat ini tengah menyerang dunia, para lansia di Norwegia harus meregang nyawa setlah di vaksinasi COVID-19.

Menyikapi kematin lansia yang berjumlah 33 orang tersebut, Tim dokter Norwegia melakukan investigasi yang diketahui setelah disuntik vaksin virus corona produksi Pfizer/BioNTech.

Dilansir dari laman parstoday, Tim dokter negara Eropa ini berupaya menyelidiki kemungkinan efek samping berbahaya dari suntikan vaksin yang menyebabkan reaksi fatal terhadap sejumlah pasien yang lemah.

Hingga Kamis pekan lalu, sebanyak 42 ribu warga Norwegia telah menerima suntikan dosis pertama vaksin corona.

Kepala dokter Badan Pengawas Obat Norwegia (NOMA) Sigurd Hortemo, mengatakan hasil penyelidikan menunjukkan bahwa reaksi merugikan yang umum terjadi akibat vaksin jenis mRNA seperti mual dan muntah mungkin berkontribusi pada efek samping yang fatal terhadap beberapa pasien yang lemah.

Baca Juga: Nakes Palestina Terinfeksi COVID-19, Israel Enggan Berikan Vaksin

Selain kematian puluhan lansia, NOMA mengungkapkan dalam laporannya ada 21 perempuan dan delapan pria yang mengalami efek samping dari vaksinasi corona.
Sembilan dari mereka mengalami efek samping yang serius tanpa konsekuensi fatal seperti reaksi alergi, ketidaknyamanan yang signifikan, hingga demam parah.
Sementara itu, tujuh orang lainnya mengalami efek samping yang tidak terlalu serius seperti rasa sakit yang hebat di area lengan yang disuntik.

Meskipun telah menimbulkan korban jiwa dan sejumlah keluhan efek samping akibat vaksinasi, pemerintah Norwegia masih memandang vaksin Pfizer/BioNTech aman untuk dipergunakan.

Vaksinasi di Amerika

Sementara itu, terkait dengan vaksinansi di wilayah Amerika Serikat (AS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan, reaksi alergi parah terhadap vaksin virus corona jarang terjadi. Hanya 29 orang yang mengalami reaksi alergi parah terhadap vaksin COVID-19 sehingga bisa dikatakan langka.

Dalam satu setengah minggu pertama upaya vaksin COVID-19 di AS, CDC menyebut ada 21 kasus tambahan yang dikonfirmasi dari reaksi alergi parah yang dikenal sebagai anafilaksis, sehingga total kasus menjadi 29 dari 1,9 juta dosis yang diberikan.

Baca Juga: Prioritaskan Vaksin Bagi Jurnalis

CDC mengatakan dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas bahwa kejadian ini menambah tingkat 11,1 kasus anafilaksis dari 1 juta dosis yang diberikan. Sebagai perbandingan, tingkat reaksi alergi yang parah terhadap vaksin flu adalah 1,3 per 1 juta dosis.
CDC menyebutkan, reaksi alergi muncul dalam beberapa menit setelah mendapatkan vaksin. CDC memiliki informasi tentang 20 dari 21 pasien dan mereka semua sembuh.

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah, tetapi dengan pengobatan biasanya sembuh dengan cepat. CDC sejauh ini tidak melihat bukti reaksi geografis dan tak ada petunjuk bahwa ada kelompok yang buruk. Vaksin yang diberikan kepada orang-orang yang mengalami reaksi tidak berasal dari kelompok yang sama.

CDC mengatakan, orang dengan alergi umum tidak perlu khawatir tentang vaksinasi, namun tetap harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum melakukannya.

Baca Juga: Sepekan Kedepan Cuaca Akan Ekstrem, Ini Prakiraan Cuaca Versi BMKG

Orang dengan reaksi alergi parah terhadap bahan-bahan dalam vaksin Pfizer maupun Moderna, seperti polisorbat dan polietilen glikol, sebaiknya tidak mendapatkan vaksin. Orang yang mengalami reaksi alergi terhadap dosis pertama sebaiknya tidak mendapatkan dosis kedua untuk saat ini.

CDC akan terus memantau reaksi alergi pada orang yang menerima vaksin. Tim CDC mengatakan, orang mungkin melaporkan lebih banyak kasus atau reaksi alergi daripada yang biasanya dilaporkan. CDC juga belum melihat reaksi parah lain yang mengkhawatirkan terhadap vaksin.

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x