Badai Bunuh Diri di Jepang, Kaum Perempuan Jadi Korban

- 25 Februari 2021, 20:50 WIB
Ilustrasi negara jepang
Ilustrasi negara jepang /Pixabay

ARAHKATA - Jepang dan Korea Selatan dikenal sebagai negara yang sangat maju di lingkungan Asia. Namun angka bunuh diri pada dua negara itu termasuk yang paling tinggi di dunia.

Yang membuat mereka bunuh diri umumnya karena tekanan hidup yang tinggi. Tuntutan pekerjaan yang membuat stress. Tuntutan kinerja di sekolah dan kesulitan hidup.

Pandemi menambah buruknya situasi. Ekonomi mengalami breakdown. Banyak individu semakin terisolasi karena pandemi. Banyak pula kegiatan sosial yang terhenti.

Baca Juga: Ketua DEMA Se-Jawa Nusra Selenggarakan Rakorwil di UIN Mataram NTB

Pada 2020, angka bunuh diri Jepang meningkat 3,7 persen dari tahun sebelumnya. Ini adalah kenaikan pertama dalam 11 tahun terakhir. Jumlah bunuh diri di kalangan murid sekolah juga naik.

Arahkata.com mengutip dari beberapa sumber bahwa angka bunuh diri di Jepang meningkat selama pandemi COVID-19 di 2020. Jumlah perempuan yang bunuh diri terpantau meningkat 14,5 persen.

Sosiolog menyebut pandemi COVID-19 membuat angka bunuh diri perempuan menjadi lebih tinggi karena masalah pekerjaan dan rumah tangga.

Dalam studi global terhadap lebih dari 10 ribu orang yang dilakukan oleh organisasi bantuan internasional nirlaba, CARE, 27 persen perempuan melaporkan menghadapi peningkatan tantangan terkait kesehatan mental selama pandemi, dibandingkan pria dengan 10 persen.

Baca Juga: Ketua DEMA Se-Jawa Nusra Selenggarakan Rakorwil di UIN Mataram NTB

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah