Walau Dihantam Pandemi, OJK Sebut Ekonomi Indonesia Stabil

26 Februari 2021, 10:39 WIB
Ilustrasi. OJK meluncurkan roadmap perbankan syariah.* /ANTARA/Aditya Pradana Putra

ARAHKATA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa sistem keuangan Indonesia relatif stabil di tengah terjangan pandemi Covid-19. 

Apalagi sentimen positif pasar di sektor jasa keuangan dinilai cukup bagus untuk mendorong stimulus perkembangan ekonomi, pasca pemerintah melakukan kegiatan vaksinasi Covid-19 pada awal tahun 2021.

"Relaksasi kebijakan prudential sektor jasa keuangan secara temporer ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan kredit yang lebih cepat dengan mempertimbangkan adanya unsur idiosyncratic pada sektor jasa keuangan," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rilis yang diterima, Kamis, 25 Februari 2021.

Wimboh Santoso menerangkan dari sektor perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK) di Januari 2021 melambung di level 10,57 persen year to year (yoy). Meskipun begitu, kredit perbankan masih dalam tren penurunan dengan terkontraksi sebesar minus 1,92 persen (yoy).

"Namun tren pertumbuhannya mengindikasikan perbaikan dari bulan sebelumnya, terutama didorong oleh bank BUMN dan BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang tumbuh masing-masing 1,45 persen dan 5,68 persen (yoy),"tutur Wimboh Santoso.

Di sisi lain pada sektor industri keuangan non-bank, piutang Perusahaan Pembiayaan terkontraksi sebesar minus 18,6 persen (yoy), terutama disebabkan oleh sektor rumah tangga yang terbilang masih rendah pengaruh demand atau lesunya permintaan.

Selain itu, di premi asuransi yang dihimpun industri asuransi tercatat naik tinggi sebesar Rp30,4 triliun (Asuransi Jiwa: Rp19,1 triliun; Asuransi Umum dan Reasuransi: Rp11,3 triliun). 

Sementara untuk fintech  peer to peer (P2P) lending per November 2020 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp15,34 triliun atau tumbuh sebesar 13,5 persen (yoy).

Pada 23 Februari 2021 juga menghasilkan, jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten di pasar modal mencapai 16, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp11,01 triliun. 

Dari jumlah penawaran umum tersebut, empat di antaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 67 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp22,55 triliun.

Terkait profil risiko, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per 17 Februari 2021 terpantau pada level 157,14 persen dan 33,85 persen, di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2021 masih terjaga dengan rasio NPL gross tercatat sebesar 3,17 persen (NPL net: 1,03 persen) dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan sebesar 3,9 persen.

"Risiko nilai tukar perbankan masih terjaga pada level yang rendah terlihat dari rasio Posisi Devisa Neto (PDN) Januari 2021 sebesar 1,73 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20 persen," ucap Wimboh.

Adapun permodalan lembaga jasa keuangan sampai saat ini relatif terjaga pada level yang memadai. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 24,50 persen serta Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 535 persen dan 329 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen. 

Termasuk juga dengan gearing ratio Perusahaan Pembiayaan yang tercatat sebesar 2,11 persen, jauh di bawah maksimum 10 persen.

"OJK berkomitmen untuk mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional dan telah mengeluarkan kebijakan stimulus lanjutan secara terukur dan tepat waktu untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional," kata dia.

OJK juga mengurai harapan kedepan dengan optimalisasi sejumlah kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui penguatan peran sektor jasa keuangan. 

"Selanjutnya, OJK juga terus memperkuat sinergi dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan," tutur Wimboh menutup. ***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler