Mak-Mak di Jember - Lumajang Bakal Disulap jadi Pengusaha Tangguh

8 Mei 2021, 14:38 WIB
Anggota DPRD Jatim dapil V (Jember-Lumajang), Muhammad Fawaid /Adi Suprayitno/ARAHKATA

ARAHKATA - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat jumlah pengangguran meningkat. Untuk itu, masyarakat harus mampu berwirausaha demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Anggota DPRD Jatim dapil V (Jember-Lumajang), Muhammad Fawaid mengatakan, saat ini masyarakat masih dalam kondisi yang memprihatinkan karena pandemi covid-19. Dampak yang paling merasakan adalah sektor-sektor ekonomi mikro dan Bank UMKM.

"Paling terdampak adalah mak-mak mungkin selama ini punya usaha kecil-kecilan membantu perekonomian keluarga karena pandemi tentunya sangat berpengaruh sekali," ujar Fawaid saat serap aspirasi di Desa Silo, Kabupaten Jember.

Baca Juga: Simon Degeo: Dengan CSC TSE Group, Anak Saya Bisa Jadi Sarjana

Melihat kondisi ekonomi masyarakat yang terpuruk, Fawaid bersama timnya melakukan serap aspirasi untuk menyapa mak-mak. Politisi asal Partai Gerindra itu ingin mengetahui aspirasi mak-mak yang dapat diperjuangkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Fawaid mengaku dengan membantu mak-mak diharapkan dapat meminimalisir dampak akibat pandemi covid-19. Mengingat kemiskinan terutama di pedesaan masih tinggi. Bahkan presentase kemiskinan di Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional.

"Bagaimana di pedesaan kemiskinan yang masih belum bisa kita pecahkan selama ini. Kita lihat kemiskinan di Jawa Timur masih tingkatannya masih lebih nasional secara presentase," paparnya.

Baca Juga: Pemuda LIRA: Pejabat BUMD Jangan Jerumuskan Anies Kedalam Politik Praktis

Menurut Anggota Komisi A DPRD Jatim tersebut, yang lebih memprihatinkan adalah kondisi kemiskinan masyarakat diperparah dengan adanya pandemi covid-19. Maka dalam resesnya, Fawaid ingin fokus langkah yang dapat rumuskan untuk dijadikan kebijakan oleh Pempov Jatim.

"Kita tidak bisa hanya duduk diam, kita harus turun ke bawah supaya apa yang bisa kita rencanakan betul menjadi kebutuhan mak-mak sebagai pelaku ekonomi mikro yang ada di pedesaan," terangnya.

Fawaid tidak ingin langkah yang dibuat gagal menjadikan mak-mak sebagai wirausaha yang tangguh. Maka, masyarakat tidak bisa dipaksa menghasilkan suatu produk, jika tidak memiliki kemampuan atau skill.

Baca Juga: Lomba Menulis IYDSI, 8 Penulis Milenial Terpilih

"Saya pikir adalah banyak program yang gagal karena kita seakan-akan memaksakan mak-mak supaya apa menekuni satu bidang yang kita rasa mereka belum punya kemampuan," tuturnya.

Demi mewujudkan menjadikan mak-mak sebagai pengusaha yang tangguh, Fawaid menilai perlu adanya pendampingan pelatihan kepada mak-mak agar produk yang dihasilkan memenuhi standard supermaket, indo grosir.

Baca Juga: PKS: Stop Eksperimen Peleburan Lembaga Riset

Setelah sukses memberi pelatihan, langkah berikutnya adalah membantu dalam mengakses bantuan modal berupa kredit dengan bunga ringan kepada Pempov Jatim. Bahkan tanpa anggunan.

"Produksi yang selama ini dilakukan mungkin belum bisa masuk supermarket atau tempat-tempat yang lebih besar kita bantu dengan pelatihan sehingga produk mereka sesuai dengan standart supermarket, minimarket atau apakah yang lebih besar," pungkasnya.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler