Karenanya ide dasar sinergi dalam pembentukan holding panas bumi adalah untuk menyatukan kedua kompetensii hulu dan hilir tersebut dalam satu perusahaan, sehingga perusahaan holding menjadi lebih unggul dan efisien.
“Upaya sinergi BUMN melalui pembentukan holding panas bumi ini perlu mendapat dukungan pemerintah. Karena sekarang adalah saat yang tepat untuk itu, agar sumber energi panas bumi nasional yang merupakan harta karun nomor dua terbesar di dunia dengan potensi sebesar 24 giga watt (GW), setelah Amerika Serikat yang mencapai 30 GW, dapat dioptimalkan untuk berkontribusi bagi bauran energi nasional dari sumber EBT. Karena sekarang ini kapasitas terpasang listrik panas bumi baru sekitar 2 GW atau 9 persen dari potensinya,” tandas Mulyanto.***