Pelaku UMKM Buktikan Digitalisasi Tekan Biaya Promosi

- 5 Juli 2022, 22:07 WIB
Ilustrasi digital marketing
Ilustrasi digital marketing /DiggityMarketing/pixabay

ARAHKATA - Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengakui penggunaan digitalisasi dalam menjalani usaha menghemat biaya promosi.

Selain itu juga bermanfaat untuk mempermudah transaksi keuangan dan pemasaran produk.

Rikma Inayah, pemilik usaha gula semut aren Mahkota Bumi di Cianjur, Jawa Barat, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa, 5 Juli 2022, mengatakan sudah memanfaatkan digitalisasi sejak lama.

Baca Juga: Kemendag Klaim Harga Minyak Goreng Curah Rp14 Ribu per liter

Menurutnya, banyak manfaat yang diperoleh dari digitalisasi, di antaranya biaya promosi menjadi lebih murah ketimbang direct selling, praktis dan juga mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih.

“Kalau tidak dibantu digital marketing, produsen tidak akan mendapat pasar karena waktunya habis untuk produksi. Sebaliknya, kalau pakai digital marketing, iklan berjalan sendiri, mereka hanya disibukkan dengan produksi dan distribusi,” kata Rikma.

Rikma juga mengatakan kerap berpartisipasi dalam pameran produk UMKM agar dapat memperluas akses pasar sekaligus menggaet peminat dari luar negeri.

Baca Juga: Menkop UKM: Survei 72 Persen Anak Muda Ingin Jadi Pengusaha

Terkait pangsa internasional, lanjut Rikma, produk gula aren sudah menjangkau Turki dan kini berencana merambah Selandia Baru.

Pelaku UMKM lain, Novita Sari, yang menggeluti bidang fesyen seperti baju impor, gaun pengantin dan aksesoris pernikahan, mengaku sudah menggunakan digitalisasi sejak mendirikan usaha pada 2010.

“Dari 2010 sudah start doing online market. Semua cukup dikerjakan dari belakang laptop saja, selesai. Lebih cepat, lebih simpel, dan bisa memperluas jangkauan sampai keluar kota,” kata pemilik Chica Outlet tersebut.

Baca Juga: Diperpanjang 3 Bulan Lagi Sosialisasi Beli Minyak Goreng via PeduliLindungi

Novita menuturkan usaha fesyen miliknya terkait dengan kegiatan impor dan kini sedang berupaya untuk melakukan ekspor makanan laut seperti belut dan labi-labi ke China dan Korea.

Sementara itu, Heri Gunawan, yang merintis usaha kerajinan kayu custom sejak 2016, mengaku hanya memanfaatkan digitalisasi dari segi pemasaran.

“Pencatatan finansial masih manual, tetapi untuk promosi produk sudah digital sejak usaha dimulai (2016),” ujar pemilik usaha MejaDonat Art asal Bogor, Jawa Barat tersebut.

Baca Juga: Kartu Emas Pegadaian Raih Penghargaan Inewsmaker Awards 2022

Heri menuturkan bahwa untuk saat ini dirinya belum berniat melakukan ekspansi produk ke luar negeri sebab produknya masih bersifat custom.

“Belum kepikiran sampai ke sana (pasar internasional), karena produknya masih tergantung permintaan konsumen saja. Belum berani produksi (untuk menyetok barang),” kata Heri yang juga memproduksi kerajinan sofa berbentuk donat yang terbuat dari ban mobil bekas.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan bahwa struktur demografi populasi di Indonesia.

Baca Juga: BPKP Susun Strategi Tata Kelola Audit Sektor Sawit

Saat ini merupakan salah satu faktor yang mempermudah untuk melakukan transformasi digitalisasi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Digitalisasi menjadi suatu hal krusial bagi UMKM lantaran struktur demografi Indonesia yang didominasi generasi milenial memungkinkan adanya pengadopsian teknologi digital dengan sangat cepat," kata Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar, Kemenkop UKM Fixy dalam rilis webinar BanggaUKM Katadata, di Jakarta.

Fixy mengatakan digitalisasi menjadi penting karena dapat membantu UMKM meningkatkan hasil pendapatan atau transaksi.

Baca Juga: Tenang, Pengendara Motor Belum Wajib Gunakan MyPertamina Beli Pertalite!

Kemudian, membuat pencatatan keuangan lebih teratur, serta meningkatkan literasi keuangan.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x