Benarkah COVID-19 Bikin Mandul?

29 Maret 2021, 17:17 WIB
Ilustrasi. Inilah data terbaru Covid-19 Indonesia hari ini, Senin, 29 Maret 2021. /Pixabay/TheDigitalArtist

ARAHKATA - Pandemi COVID-19 yang menyebar 2019 masih menjadi mimpi buruk bagi dunia. Total kasus di seluruh dunia 127 juta.

COVID-19 juga dianggap sebagai silent killer, menyebabkan 72 juta jiwa melayang. Selain itu, ada beberapa dampak COVID-19 yang menyebabkan masalah pada keehatan untuk jangka panjang.

Salah satunya, pada kesehatan reproduksi pria dan wanita. Dampak potensial dari perawatan obat, peningkatan penggunaan desinfektan kimia dan dampak psikologis pandemi pada fungsi sperma, perkembangan embrio, kesehatan ovarium, dan fungsi seksual.

Baca Juga: Polisi Benarkan Penggerebekan Rumah Bomber Gereja Katedral di Bontoala

Arahkata.com melansir dari The Huffington Post, 29 Maret 2021, studi terbaru menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dapat berdampak pada fungsi yang lancar dari sistem reproduksi dan menyebabkan infertilitas pada pria dan wanita.

Diagnosis dini dapat membantu mengurangi dampak negatif dari infeksi dan berkonsultasi dengan spesialis kesuburan untuk evaluasi kesuburan dasar disarankan untuk pria dan wanita yang telah pulih dari infeksi Covid-19.

Dampak COVID-19 pada Kesuburan

Menjadi penyakit pernapasan, virus Covid-19 terutama berdampak pada paru-paru, hidung, dan tenggorokan. Infeksi seringkali lebih parah pada lansia atau orang-orang dengan kondisi kesehatan seperti penyakit paru-paru, penyakit jantung, diabetes atau kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh mereka.

Baca Juga: Kabur dari Tahanan, Pelaku Narkoba Dihadiahi Timah Panas

COVID-19 telah ditemukan berdampak pada berbagai organ termasuk perut, usus, otak, ginjal, hati, jantung, pankreas, pembuluh darah, mata, dan kulit. Studi terbaru telah menyarankan bahwa COVID-19 dapat secara negatif mempengaruhi kualitas sperma dan mengurangi kesuburan pada pria, dan besarnya efek itu dapat tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh WHO, wanita hamil dengan COVID-19, yang telah memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi kronis, atau mereka yang lebih tua atau kelebihan berat badan, juga lebih cenderung menderita komplikasi kesehatan yang parah karena virus corona.

Baca Juga: Pasukan Keamanan Myanmar Makin Brutal, Anak-anak Ikut Terbunuh

Menurut sebuah studi baru-baru ini oleh WHO, ia menyatakan bahwa wanita hamil, kelebihan berat badan, dan memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti hipertensi dan diabetes tampaknya memiliki peningkatan risiko terkena COVID-19 yang parah.

Oleh karena itu penting bahwa mereka mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari COVID-19, dan melaporkan kemungkinan gejala (termasuk demam, batuk atau kesulitan bernafas) kepada dokter.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler