ARAHKATA - Konflik politik di Myanmar makin panas. Pasukan keamanan Myanmar membunuh seorang pemrotes, serta melukai balita dalam kekerasan yang terjadi tadi malam.
Melansir dari Reuters, Senin 29 Maret 2021, dalam kekerasan terbaru, 13 orang meninggal dunia.
Di kota Pathein di wilayah Ayeyarwaddy, seorang pria ditembak mati oleh pasukan keamanan pada hari Minggu malam, DVB TV News melaporkan.
Baca Juga: Ledakan Terdengar di Bekasi, Warga Panik
Setidaknya enam anak berusia antara 10 dan 16 tahun adalah di antara mereka yang terbunuh di Myanmar. Menurut Asosiasi Bantuan untuk Kelompok Advokasi Tahanan Politik, total warga sipil yang terbunuh sejak kudeta 1 Februari hingga 459 orang.
Pertempuran berat telah meletus antara tentara dan kelompok bersenjata etnis. Sekitar 3.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Thailand setelah jet militer membom daerah yang dikendalikan oleh milisi KAREN National Union (KNU) di dekat perbatasan, kata kelompok aktivis dan media.
Tak hanya aksi nyata, protes juga dilakukan di dunia maya. Kelompok aktivis yang memantau media sosial mengatakan bahwa sejak 9 Februari 2021, postingan berisi protes di sekitar 90 persen kota besar dan kecil di seluruh negeri.
Baca Juga: RJ Lino Sebut Pembelian Crane untuk Pelindo II Untungkan Negara
Warga Myanmar menyebut, tak ingin hidup dalam bayang-bayang ketakutan akibat pemerintah diktator.
“Sungguh menakjubkan melihat persatuan rakyat kami. Kekuatan rakyat harus kembali kepada rakyat," sebut Lu Min, yang berada di 'daftar buronan' Junta. Dia banyak memposting berisi protes, kritikan hingga menantang pemerintah di halaman Facebook-nya.