Network
ARAHKATA - Seiring dengan terus meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19, penambahan kasus kematian tenaga medis dan kesehatan juga terus terjadi.
Hingga 27 Januari 2021, Ikatan Dokter Indonesia melaporkan sebanyak 647 petugas medis dan kesehatan meninggal akibat Covid-19, naik lima kali lipat sejak awal pandemi. Hal ini, merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara, dan ke-3 di dunia.
Dalam pertemuan daring Update RS Darurat Wisma Atlet: Perlindungan Tenaga Kesehatan, Selasa 2 Februari 2021, dr. Mariya Mubarika Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, mengungkapkan fakta mengenai, termasuk turunnya imun tubuh dan kondisi kesehatan mental tenaga kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: TNI AU Kirim Tenaga Kesehatan ke Mamuju Sulbar
Dia juga menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Tim medis yang menangani Covid-19 biasanya mendapatkan tekanan yang besar. Selain itu, bayang-bayang kekhawatiran hingga ketakutan, terkadang disertai dengan ras iba atau kasihan dengan pasien, juga terus menghampiri mereka.
"Kondisi mental yang tampaknya yang membuat bikin drop. Antibodi jadi terpengaruh, dan membuat kondisi tubuh menurun," sebutnya.
"Dokter, suster atau bidan, yang langsung melihat dan mengambil keputusan terhadap nasib pasien. Jadi, tekanan lebih besar. Dibandingkan dengan tenaga lab, misalnya. Dia biasanya ngambil banyak banget sample swab. Tapi, dia nggak terlalu stress. Tekanan juga nggak terlalu berat," tambahnya.
Baca Juga: RSD Wisma Atlet Minta Penambahan Nakes Guna Antisipasi Lonjakan Covid-19
Meski lelah dan stress dengan pekerjaan, tenaga kesehatan tetap melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya. Mereka sadar posisi sebagai garda terdepan.
