IDI Sebut Perubahan Iklim Berisiko Untuk Kesehatan Pada Saat Kerumunan Mudik

- 28 Maret 2024, 09:39 WIB
Ilustrasi Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ilustrasi Pemudik sepeda motor terjebak kemacetan saat melintasi posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. /ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras

ARAHKATA - Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. dr. Erlina Burhan SpP(K) mengatakan perubahan iklim berisiko untuk kesehatan kerumunan mudik.

"Kalau anda berisiko untuk mudah terinfeksi seperti orang tua, orang dengan 'komorbid', punya risiko untuk tertular kan? Kita sadar diri saja untuk memakai masker," kata Erlina dalam diskusi daring "Menjelang Mudik Lebaran" di Jakarta, Rabu.

Erlina mengatakan musim hujan juga berpotensi menurunkan sistem imun pada sebagian orang.

Baca Juga: Crazy Rich PIK Helena Lim, Ditahan Kejagung Tersangka Baru Korupsi Izin Timah  

Oleh karena itu, menurut Erlina, berkerumun adalah saat dimana orang perlu meningkatkan kewaspadaan, termasuk menjaga tubuhnya tidak tertular penyakit yang dapat menyerang saluran pernapasan seperti COVID-19, contohnya, atau penyakit Flu Singapura yang kasusnya sedang meningkat oleh adanya infeksi Coxsackievirus.

Terkait Coxsackievirus, modus penularan cukup banyak. Umumnya adalah kontak langsung dengan penderita lewat ruam lenting pada kulit yang terbuka (pecah) atau cairan droplet menyentuh mulut dan rongga mulut kita, atau lewat makanan yang masuk ke mulut.

Penyakit itu membuat penderitanya demam, batuk dan sakit tenggorokan dengan masa inkubasi rata-rata 10 sampai 14 hari. Kematian akibat penyakit ini masih sangat jarang terjadi, tingkatnya masih di bawah penyakit Monkey Pox atau cacar monyet yang angka kematiannya antara tiga sampai enam persen.

Baca Juga: Simak Ciri Orang yang Mendapat Malam Istimewa Lailatul Qadar  

Prinsip penanganannya adalah bersifat suportif dan pemberian obat sesuai gejala. Karena belum ada vaksin untuk Flu Singapura, pastikan melakukan etika ketika batuk dan kurangi kontak langsung dengan individu lain serta sterilisasi tangan dan jaga higienitas tubuh dengan mandi setiap hari.

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x