Bipolar Bukan Kepribadian Ganda

- 15 November 2020, 22:08 WIB
Ilustrasi gangguan Bipolar
Ilustrasi gangguan Bipolar /Arahkata.com

ARAHKATA – Mungkin sebagian orang belum mengetahui secara luas apa itu gangguan bipolar dan resiko-resikonya. Setiap saat, seorang pengidap gangguan bipolar berisiko menghadapi masalah buruk, mulai dari hasrat seksual terlalu tinggi hingga kematian. Sayangnya, menurut psikiater dari Sanatorium Darmawangsa, Ashwin Kandouw, pengobatan para pengidap gangguan bipolar sering kali terhambat akibat beberapa persepsi tak tepat.

Ashwin membagi hambatan tersebut ke dalam tiga masalah besar, yaitu kepatuhan pada pengobatan, respons pengobatan bervariasi, dan pengobatan mandiri.

"Masalah paling besar sebenarnya adalah kepatuhan pada pengobatan itu sendiri. Ada beberapa alasan pasien akhirnya tidak patuh. Alasan paling banyak adalah mereka belum bisa menerima kenyataan bahwa mereka sakit," ujar Ashwin dalam sebuah kesempatan.

Baca Juga: Pelanggan Meninggalkan Bisnis Kita, Berikut 3 Alasannya

Para pasien juga kerap kali terintimidasi dengan stigma bahwa bipolar adalah gangguan jiwa.

"Ingat, bipolar adalah kesulitan seseorang untuk mengontrol perubahan emosi yang sangat drastis dan itu sangat biologis, bukan psikis," katanya.

Lebih jauh, pasien bipolar sering kali menghentikan pengobatan karena kerap dianggap berkepribadian ganda. "Harus diluruskan bahwa kepribadian ganda berbeda dengan gangguan bipolar. Pasien tetap memiliki satu identitas diri, tapi kesulitan mengontrol emosi yang sangat drastis berubahnya," ujar Ashwin.

Baca Juga: 6 Kumpulan Doa Sehari hari

Selain itu, kata Ashwin, pasien juga terkadang merasa jenuh harus mengonsumsi obat dalam jangka waktu panjang. Alasan tersebut kerap kali dilandaskan pada pikiran bahwa obat adalah racun.

"Di masyarakat itu sudah mulai merebak pikiran bahwa obat adalah racun. Ini harus diubah. Obat adalah obat jika digunakan tepat," katanya.

Ditandai Perubahan Emosi

Dikutip dari laman Alodokter, gangguan bipolar umumnya ditandai dengan perubahan emosi yang drastis, seperti, dari sangat bahagia menjadi sangat sedih. Dari percaya diri menjadi pesimis dan dari bersemangat menjadi malas beraktivitas.

Baca Juga: Bagaimana Islam Memandang Sebuah Nama

Setiap fase emosi dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan. Bukan hanya pada orang dewasa, gangguan bipolar juga bisa terjadi pada anak.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah