Cabut Kebijakan Lockdown, Menkes Swedia: Pandemi Ini Sudah Berakhir

10 Februari 2022, 15:13 WIB
Pemerintah Swedia nyatakan pandemi Covid-19 telah Berakhir. /Claudio Bresciani/Kantor Berita TT/via REUTERS

ARAHKATA - Virus COVID-19 masih melanda di beberapa negara. Segala upaya pencegahan penyebaran dilakukan pemerintah agar tak semakin melonjak.

Namun ditengah kasus COVID-19, Menteri Kesehatan (Menkes) Swedia, Lena Hallengren mengatakan pandemi itu sudah berakhir di negaranya dan mencabut hampir semua kebijakan lockdown.

"Seperti yang kita ketahui pandemi ini, saya akan mengatakan ini sudah berakhir," kata Lena dikutip Arahkata, Kamis 10 Februari 2022.

Baca Juga: Swedia Putuskan Tak Beri Vaksin COVID-19 ke Anak-Anak

Ia juga menambahkan saat ini COVID-19 tidak lagi diklasifikasikan sebagai jenis penyakit yang berbahaya bagi masyarakat.

“Karena vaksin telah meredam kasus dan kematian yang parah dan varian Omicron yang tidak terlalu parah,” lanjutnya.

Mulai Rabu 9 Februari, bar dan restoran di Swedia diperbolehkan untuk buka sampai pukul 11.00 malam tanpa batasan jumlah tamu.

Baca Juga: Tambah Satu Lagi! Italia Cabut Aturan Wajib Masker

Pemerintah juga diketahui sudah menghentikan kuota testing gratis. Sehingga tidak ada yang tahu berapa jumlah kasus harian COVID-19 di sana.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Swedia ini kemudian ditentang oleh banyak pihak.

Salah satu nya adalah Profesor Virologi dari Universitas Umea, Fredrik Elgh, ia mengatakan banyak rumah sakit di Swedia masih mengalami tekanan akibat kasus yang meningkat.

Baca Juga: Jerman Akan Longgarkan Prokes di Tengah Melonjaknya COVID-19

“Kita harus memiliki sedikit lebih banyak kesabaran, menunggu setidaknya beberapa minggu lagi [untuk mencabut kebijakan lockdown]. Dan kita masih cukup kaya untuk terus melakukan testing gratis,” jelasnya.

Per Rabu 9 Februari, kasus kematian akibat COVID-19 di Swedia mencapai 114 kasus perhari. Secara total ada 16.182 orang meninggal karena pandemi ini.

Angka kematian ini memang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan sebagian besar negara di Eropa.***

Editor: Tia Martiana

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler