Tegas! Turki Tutup Wilayah Udara Bagi Penerbangan Rusia ke Suriah

24 April 2022, 12:28 WIB
Seorang pria mengibarkan bendera Turki di luar Hagia Sophia era Bizantium, salah satu tempat wisata utama Istanbul di distrik bersejarah Sultanahmet Istanbul, (AP) /

ARAHKATA - Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyampaikan Turki menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil dan militer milik Rusia yang terbang ke Suriah.

Turki merupakan mitra yang memiliki hubungan dekat dengan Moskow meskipun menjadi anggota aliansi pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Penyampaian sikap tersebut merupakan keputusan tegas Turki semenjak terjadinya invasi terhadap Ukraina atas serangan militer selama dua bulan ini.

Baca Juga: Beri Kecaman pada PBB, Sekali Lagi Zelensky Ingin Bertemu Putin

“Kami menutup wilayah udara untuk pesawat militer Rusia – termasuk pesawat sipil – yang terbang ke Suriah. Mereka telah diberikan waktu hingga April dan kami telah memintanya pada bulan Maret,” kata Cavusoglu dalam Hurriyet Daily News dikutip ARAHKATA pada Minggu 24 April 2022.

Cavusoglu mengatakan dia telah menyampaikan keputusan itu kepada rekannya dari Rusia Sergei Lavrov, yang kemudian menyampaikannya kepada Presiden Vladimir Putin.

"Satu atau dua hari kemudian, mereka berkata: Putin telah mengeluarkan perintah, kami tidak akan terbang lagi," kata Cavusoglu seraya menambahkan larangan itu akan berlaku untuk jangka waktu tiga bulan.

Baca Juga: Anggota G20 Kutuk Invasi Rusia, Sri Mulyani: Bergejolak dan Menantang

Tidak ada tanggapan segera dari Rusia atas pengumuman Turki. Turki selama ini mendukung kelompok anti Basar Al-Asad Suriah selama konflik.

Hubungan Ankara dan Moskow terputus tak lama setelah Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan Turki-Suriah pada tahun 2015 lalu.

Namun, hubungan membaik hingga invasi Rusia ke Ukraina, yang dilihat Turki sebagai mitra dagang dan sekutu diplomatik penting.

Baca Juga: Kemlu: Jangan Terbujuk Tawaran Kerja Bersyarat Ringan Janjikan Upah Besar

Sebelumnya Turki berusaha menengahi konflik dengan mengatur pertemuan antara perwakilan negosiasi Rusia dan Ukraina di Istanbul, serta pertemuan lain antara Lavrov dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba di Antalya.

Ankara saat ini sedang berusaha untuk mengatur pertemuan puncak Istanbul antara Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Kalau mereka -Zelensky dan Putin- mau deal, tidak bisa dihindari (akan damai). Mungkin tidak lama, tapi bisa tiba-tiba," pungkasnya.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Hurriyet Daily News

Tags

Terkini

Terpopuler