Hal ini diduga disebabkan oleh rendahnya jumlah pernikahan di Jepang pada tahun 2020. Disebutkan, penurunannya mencapai 12,3 persen pada tahun 2020, menjadi 525.490 pernikahan.
2. Korea Selatan
Fenomena 'resesi seks' di Korea Selatan (Korsel) nampaknya sudah berlangsung cukup lama sebelum pandemi COVID-19. Pasalnya, di Korsel terdapat gerakan wanita yang tidak ingin menikah dan tak mau memiliki anak.
Baca Juga: Rekor! Singapura Catat Kasus COVID-19 Harian Tertinggi
Gerakan 'tidak menikah' ini memanfaatkan feminisme yang sedang berkembang di Korsel. Gerakan tersebut bernama '4B' atau 'Four Nos' yang merupakan kepanjangan dari 'no dating, no sex, no marriage, and no child-rearing'.
Data PBB menunjukkan rata-rata wanita di Korsel hanya memiliki 1 anak. Ini menciptakan krisis demografis yang mengancam penyusutan populasi dan ekonomi.
3. Singapura
Pembatasan sosial di Singapura membuat sebagian warganya melakukan penundaan pernikahan. Dilaporkan, penurunan jumlahnya mencapai 12,3 persen pada tahun 2020.
Baca Juga: Singapura Keluarkan Aturan 'Tahap Persiapan' Hidup dengan COVID-19
Dampaknya, angka kelahiran di Singapura menjadi ikut menurun pada tahun 2020. Disebutkan, hanya ada 31.816 kelahiran di Singapura pada tahun tersebut, ini 3,1 persen lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, yakni 32.844.