Dalam rintangan pertama, anggota Taliban yang berjaga di bandara Kabul mempertanyakan visa mereka. Namun, pejabat kedutaan Qatar berhasil menyelesaikan masalah tersebut.
Baca Juga: Taliban Peringatkan AS Tak Terbangkan Drone di Wilayah Afghanistan
Ketika penerbangan akhirnya bisa dilakukan, Sarmast mengaku diliputi emosi.
"Saat itu banyak air mata. Saya menangis tanpa henti. Keluarga saya menangis bersama saya. Itu adalah momen paling bahagia sepanjang hidup saya," ujarnya.
Pendiri institut tersebut mengatakan telah menjalani berbagai momen yang tak terlupakan bersama para muridnya termasuk tur konser internasional.
Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kuliah dan Kerja di Universitas
"Tetapi perasaan dan kebahagiaan ketika saya mendengar bahwa pesawat mereka lepas landas sangat sulit untuk digambarkan," cetusnya.