ARAHKATA - China telah mengecam tuduhan tak berdasar Amerika Serikat (AS) atas kebijakannya tentang COVID-19.
AS menuduh bahwa peningkatan kasus COVID-19 di Shanghai memaksa konsulat di China untuk memerintahkan stafnya meninggalkan kota, yang sekarang berada di bawah penanganan penuh.
Strategi nol-COVID yang diterapkan oleh Beijing telah mendapat tekanan sejak Maret lalu ketika 100.000 kasus di Shanghai membuat 25 juta penduduknya terpaksa menjalani jam malam bertahap.
Baca Juga: Ketegangan Israel dan Palestina Potensi Ubah Situasi 'Di Luar Kendali'
Pelaksanaan perintah tersebut memicu keluhan terkait kurangnya pasokan makanan dan perlawanan dengan petugas kesehatan.
Kedutaan AS pada hari Sabtu mengizinkan pekerja layanan yang tidak penting untuk meninggalkan konsulat di Shanghai.
Kebijakan tersebut menyusul lonjakan kasus dan memperingatkan bahwa penduduk di China akan menghadapi 'penegakan sewenang-wenang' untuk mengekang penyebaran COVID-19.
Baca Juga: Butuh Dukungan! Ekonomi Ukraina Terpukul Akibat Invasi Rusia, Berikut Besaran Kerugiannya
Kementerian Luar Negeri di Beijing, menyatakan ketidakpuasan dan dengan keras membantah tuduhan tidak berdasar AS mengenai kebijakan pengendalian epidemi China.