Ukraina Ingin Berunding dengan Rusia di Mariupol

- 21 April 2022, 17:07 WIB
Tentara pro-Rusia menaiki kendaraan bersenjata dalam invasi Rusia ke Ukraina di selatan Kota Mariupol, Ukraina pada 17 April 2022.
Tentara pro-Rusia menaiki kendaraan bersenjata dalam invasi Rusia ke Ukraina di selatan Kota Mariupol, Ukraina pada 17 April 2022. /Reuters/Alexander Ermochenko/REUTERS

ARAHKATA - Tim perunding Ukraina pada Rabu, 20 April 2022 memberi penawaran kepada Rusia untuk berunding khusus tanpa syarat di Mariupol.

Perundingan itu disinyalir agar dapat mengevakuasi pasukan dan warga sipil dari kota pelabuhan yang terkepung itu.

Anggota perunding Ukraina Mykhailo Podolyak melalui cuitan di Twitter mengatakan bahwa perundingan bisa dilangsungkan 'satu lawan satu, dua lawan dua.

Baca Juga: Tak Gentar! Pengepungan Mariupol Segera 'Berakhir', Ini Kata Komandan Ukraina

Untuk menyelamatkan orang-orang kami, (batalyon kanan-jauh) Azov, militer, warga sipil, anak-anak, orang-orang yang masih hidup dan yang mengalami luka-luka'.

Ukraina pada Rabu, 20 April 2022 menuduh pasukan Rusia tak menaati perjanjian gencatan senjata di daerah setempat

Padahal jika dalam waktu yang cukup hal itu dapat memberi kesempatan bagi perempuan, anak-anak, dan warga lanjut usia dalam jumlah besar untuk meninggalkan Mariupol.

Baca Juga: Ukraina Terima Bantuan Militer dari AS, Barat Berubah Haluan?

Kondisi terpantau saat ini sebagian besar kota tersebut sudah luluh lantak akibat serangan dari pasukan Rusia.

Para petempur Ukraina yang masih berada disana tak mengindahkan ultimatum dari Rusia agar menyerah, dikutip Arahkata dari Reuters Kamis, 21 April 2022.

Seorang anggota senior Batalyon Azov, yang sekarang menggabungkan diri dengan angkatan bersenjata Ukraina serta memimpin gerakan pertahanan di Mariupol, menyatakan menolak tuntutan Rusia untuk meletakkan senjata.

Baca Juga: 'Genosida' Ditolak Macron, Zelensky Desak Lihat Bukti di Ukraina

Mereka justru menginginkan perjanjian yang memungkinkan para warga sipil pergi dari kota itu.

Serangan Rusia yang tak henti-hentinya serta gencatan senjata yang tidak dijalankan telah membuat evakuasi mustahil dilaksanakan.

"Karena itu saya meminta agar jaminan-jaminan ini ditegakkan. Hanya dengan bantuan pihak ketigalah para warga sipil bisa meninggalkan daerah ini," kata wakil komandan Azov Svyatoslav Palamar.

Baca Juga: 200 Ribu Warga Asing Potensi PHK Di Moskow, Rusia Beri Bantuan!

Palamar sudah meminta Podolyak dan Arakhamia yakni perunding lainnya dari Ukraina untuk datang ke Mariupol.

Hal itu dilakukan guna menjalankan perundingan dengan para negosiator utama Rusia.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah