Korea Utara Kembali Catat 6 Kasus Kematian Akibat 'Demam', Kim Jong Un Lakukan Ini

- 18 Mei 2022, 09:11 WIB
Kim Jong Un Gagal Berikan Obat Covid Ke Masyarakat dan akhirnya menggunakan obat tradisional
Kim Jong Un Gagal Berikan Obat Covid Ke Masyarakat dan akhirnya menggunakan obat tradisional /AP/

ARAHKATA - Beberapa hari setelah Korea Utara mengumumkan kasus COVID -19 pertamanya, kini Korea Utara melaporkan kembali 6 kasus kematian tambahan karena gejala 'demam.'

Kasus baru tersebut, menambah jumlah total kematian di Korea Utara sebanyak 56 kasus akibat 'demam.'

Hingga kini, lebih dari 1.483.060 kasus dengan gejala 'demam' dan sedikitnya 663.910 pasien yang mendapat perawatan medis.

Baca Juga: Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Austria Tegaskan Sikap Ini

Media pemerintah KCNA melaporkan militer mengerahkan seluruh anggotanya untuk meningkatkan distribusi obat-obatan ke semua apotek di kota Pyongyang sebagaimana dikutip Reuters oleh ARAHKATA, Rabu 18 Mei 2022.

Namun, sejauh ini Korea Utara tidak memberikan rincian jumlah kasus yang muncul akibat positif COVID-19.

Angka kasus di atas muncul setelah pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan penerapan jam malam nasional dalam upaya memperlambat penyebaran virus di antara populasi yang tidak divaksinasi.

Baca Juga: Polisi Israel dan Warga Palestina Bentrok di Pemakaman, Berikut Kronologi Kejadiannya!

Sejauh ini, Jong Un telah mengkritik keras pejabat kesehatan karena kegagalan mencegah epidemi.

Khususnya kegagalan untuk membuka apotek 24 jam dan 7 hari seminggu untuk distribusi obat-obatan.

KCNA menambahkan bahwa langkah-langkah terbaru juga diambil untuk segera memperbaiki penyimpangan dalam pasokan obat-obatan, termasuk operasi 24 jam untuk semua apotek di Pyongyang.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sambangi Dua Pasar di Bogor untuk Cek Harga Minyak Goreng

Sejak mengumumkan kasus COVID-19 pertamanya pada hari Kamis pekan lalu, Jong Un telah memposisikan dirinya di semua bagian respon penyakit Korea Utara.

Sekaligus memantau hampir setiap hari pertemuan darurat Politbiro tentang penularan yang dikatakan menyebabkan 'keresahan besar-besaran' di Korea Utara.

Korea Utara juga sedang menginformasikan kepada publik tentang varian Omicron untuk memberikan pemahaman metode pengobatan ilmiah dan peraturan pencegahan epidemi.

Baca Juga: Menag: Hoax, Isu Dana Haji untuk Pembangunan Ibu Kota Negara

Hampir 11.000 petugas, guru, dan mahasiswa peserta pelatihan kesehatan mengambil bagian dalam pemeriksaan kesehatan intensif untuk menelusuri mereka yang demam.

Menurut para ahli, Korea Utara memiliki sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia dengan rumah sakit yang tidak lengkap.

Korea Utara juga sangat kekurangan unit perawatan intensif dan tidak ada obat perawatan COVID-19 atau fasilitas pengujian skrining skala besar.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x