Rajapaksa akan mengundurkan diri sebagai presiden pada Rabu untuk memberi jalan bagi sebuah pemerintah persatuan di Sri Lanka.
Setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya dan perdana menteri negara itu pada Sabtu, 9 Juli 2022 untuk menuntut penggulingan mereka.
Baca Juga: Demonstran Serbu Kediaman Presiden Sri Lanka
Presiden Rajapaksa belum terlihat di depan umum sejak Jumat, 8 Juli. Sementara Parlemen Sri Lanka akan memilih penggantinya pada 20 Juli.
Keluarga Rajapaksa, termasuk mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa, telah mendominasi politik negara berpenduduk 22 juta jiwa itu selama bertahun-tahun.
Sebagian besar warga Sri Lanka menyalahkan mereka atas masalah yang terjadi saat ini.
Baca Juga: COVID-19 Melonjak Tinggi, Singapura Keluarkan Aturan Baru!
Ekonomi Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata sangat terpukul oleh pandemi COVID-19 dan penurunan pengiriman uang dari warganya yang bekerja di luar negeri.
Sementara larangan penggunaan pupuk kimia telah menurunkan hasil pertanian. Larangan itu kemudian dibatalkan.
Pemerintahan keluarga Rajapaksa menerapkan pemotongan pajak populis pada 2019.