Antara Soekarno dan Syariat Islam

11 November 2020, 19:15 WIB
Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) dengan Tjokroaminoto Institute, dengan tema /Arahkata.com/Arahkata

Jakarta, ArahKata.com - Bagaimana Soekarno dan Syariat Islam dihubungkan ? Cukup banyak sepak terjang Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, diketahui sebagai tokoh yangvdekat dengan ulama. Sebagai pemimoin negara saat itu, proklamator kemerdekaan ini intens bertemu dengan para ulama. Dari mulai persiapan kemerdekaan, hingga penetapan Pancasila sebagai ideologi negara. Tapi bagaimana dengan Syariat Islam bagi sang putra fajar...? Segala tindak tanduk Sang Proklamator tentu tidak terlepas dari pemikiran dan tindakkannya.

Dalam diskusi webinar yang diselenggarakan Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) dengan Tjokroaminoto Institute, dengan tema "Wujudkan Indonesia Maju Dengan Semangat Pahlawan" dalam memperingati hari Pahlawan 10 November, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Basarah, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Syarikat Islam, yang telah membentuk karakter dan juga pemikiran seorang Soekarno muda.

"Terus terang saya yang telah sejak muda sudah membaiat diri saya sebagai seorang Soekarnois. Terus terang saya agak risih ketika berbagai propaganda politik di ruang publik itu sering mengidentifikasikan Soekarno itu seorang komunis, salah satu indikator nya adalah partai dimana saya berjuang PDI Perjuangan itu selalu saja mengalami satu fitnah politik dari PKI, komunis dan sebagainya yang kebetulan ketua umum saya adalah putra-putri tertua bung karno," ujar Basarah.

"Saya jelaskan bahwa adapun kader-kader PDI-Perjuangan adalah putra-putri terbaik Indonesia yang kemudian mereka adalah anak-anak dari TNI dan Polri," tambahnya.

Lebih jauh dia menyampaikan, bahwa Soekarno juga mengimplementasikan pemikiran dan ideologisnya dalam persidangan BPUPKI, konsepsi pemikiran Soekarno itu dimana ia artikulasikan cita-cita politiknya sebagai seorang nasionalis yang teraktualisasi dalam pidato 1 Juni itu adalah sila pertama adalah kebangsaan dan perikemanusiaan.

"Secara sosialisme nya, bung karno mengimplementasikan nya pemikiran nya adalah mufakat dan demokrasi, serta kesejahteraan sosial. Dan konsep theisnya atau agama ia konseptualisasikan dalam sila ketuhanan," terangnya.

Baca Juga: Antisipasi Siaga Merapi, 420 Personil TNI/ Polri dan Relawan Diterjunkan

Dalam acara yang dimoderatori oleh Ketua Bidang Litbang PB SEMMI Moehar Sjahdi, Ketua Umum LT/DPP Syarikat Islam Dr. Hamdan Zoelva mengatakan, bahwa Bung karno dan Syarikat Islam itu tidak bisa dipisahkan. Sebagai kesimpulan awal bahwa bung Karno itu adalah bagian dari Syarikat Islam. Kemudian Bung Karno adalah seorang mujtahid. Dia melakukan ijtihad luar biasa dengan melakukan perubahan dengan pemikiran islam yang pada saat itu sangat Dzumut.

"Dengan Syarikat Islam, bagaimana pun juga Bung Karno itu tinggal di rumah nya Cokroaminoto sejak tahun 1914 sampai dengan 1919 di jalan Peneleh. Rumah Cokro adalah rumah tempatnya untuk berdikusi tentang Syarikat Islam," ungkapnya.

Adapun tiga keyakinan Soekarno, masih kata Hamdan, adalah keislaman, nasionalisme dan sosialisme. Adapun pemikiran tersebut di pengaruhi oleh ketua syarikat islam yaitu Cokroaminoto. Jadi dalam kaitan nya bahwa Soekarno tidak bisa di pisahkan dari Syarikat Islam.

Di samping pemikiran Sosialis nya Bung Karno juga terpengaruh oleh Cokroaminoto dengan buku nya yang terbit tahun 1924, berjudul Islam dan Sosialisme.

"Jadi pengaruh Bung Karno dan pengaruh perjuangan syarikat Islam itu sangat lah memberi warna pada Pancasila itu. Karena syarikat islam sangat memperjuangkan Islam, sosialisme dan kebangsaan," pungkasnya.

Editor: Mohammad Irawan

Tags

Terkini

Terpopuler