Edhy Pulang Dijemput KPK, Apakah Merugikan Prabowo ?

- 25 November 2020, 08:53 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri) meninjau lokasi tambak udang di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (22/10/2020). Kementeriaan Kelautan dan perikanan (KKP) memberikan bantuan pemerintah sebesar Rp12,2 miliar untuk nelayan hingga pelaku UMKM diantaranya berupa sarana pengolah produk turunan mangrove, sarana prasarana produksi budidaya dan paket rehabilitasi saluran tambak udang padat karya. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri) meninjau lokasi tambak udang di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (22/10/2020). Kementeriaan Kelautan dan perikanan (KKP) memberikan bantuan pemerintah sebesar Rp12,2 miliar untuk nelayan hingga pelaku UMKM diantaranya berupa sarana pengolah produk turunan mangrove, sarana prasarana produksi budidaya dan paket rehabilitasi saluran tambak udang padat karya. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc. /Arahkata.com/

"Soal penangkapan yang dipimpin oleh Novel itu bukan sesuatu yang aneh, karena memang posisinya sebagai penyidik senior tentu punya tim dan memimpin tim penyidik, wajar dari sisi golongan kepangkatan jabatan. Itu normatifnya," kata Ferdinand.

Namun, dia menggaris bawahi, dengan penangkapan Edhy oleh KPK akan berimbas kepada perpolitikkan di tanah air, khususnya bagi Ketua Umum partai berlambang garuda.

"Dari sudut politik, ini akan merugikan Prabowo Subianto yang kabarnya masih akan tarung lagi di pilpres 2029. Nah siapa yang diuntungkan dengan penangkapan yang dipimpin Novel ini? Silahkan publik mencermatinya nanti di lapangan," tegasnya.

Baca Juga: Survei BPS: Program Kartu Prakerja Tingkatkan Keterampilan Penerima

Sebagai informasi, saat melakukan lawatannya ke AS sebelum dijemput KPK, Menteri Edhy mengunjungi Oceanic Institute of Hawaii Pacific University, salah satu lembaga riset yang berbasis di Honolulu. Ia juga menyaksikan penandatangan Letter of Intent (LOI) antara KKP yang diwakili Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto bersama Direktur Eksekutif, Wakil Presiden Senior, dan Rektor Hawaii Pacific University di Ocean Institute pada Jumat 20 November siang waktu setempat.

Kerja sama KKP dengan Oceanic Institute of Hawaii Pacific University mencakup transfer teknlogi, transfer pengetahuan, dan peningkatan kapasitas SDM. OI sendiri merupakan lembaga riset yang fokus pada produksi induk udang unggul, budidaya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan.

Baca Juga: Presiden Minta Generasi Muda Jadi Pengguna Digital Cerdas

Dalam penangkapan yang dilakukan oleh KPK, Pimpinan KKP akan melapor Dewan Pengawas (Dewas). Selanjutnya dewas melapor kepada presiden, dan dilanjutkan dengan eksekusi. Hal ini penangkapan Menteri Edhy berarti presiden menyetujui penangkapan menterinya.

"Saya belum bisa berkomentar banyak (terkait penangkapan Menteri KKP). Karena saya masih menelusuri rangkaian penangkapan ini siapa saja dan atas apa? Jadi apakah akan ada penangkapan lanjutan, saya belum bisa berkomentar saat ini," pungkas Ferdinand.***

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah