Hingga 15 Desember 2020 Tenaga Medis yang Wafat 365 Orang

- 16 Desember 2020, 14:38 WIB
Ilustrasi tenaga kesehatan dalam lingkaran Covid-19
Ilustrasi tenaga kesehatan dalam lingkaran Covid-19 /Arahkata/

 

ARAHKATA - Hingga tanggal 15 Desember 2020, sudah cukup korban akibat Covid-19 khususnya tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanggulangan. Tim Mitigasi IDI mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid-19, dari Maret hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 369 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid, yang terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 142 perawat.

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), dan 92 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen, dan 1 dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Berdasarkan data propinsi, untuk wilayah Jawa Timur antara lain 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 40 perawat. DKI Jakarta 32 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat, Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat, Jawa Barat 19 dokter, 4 dokter gigi, dan 19 perawat, Jawa Tengah 21 dokter dan 21 perawat, Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat, Banten 7 dokter dan 2 perawat, Bali 6 dokter, DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat.

Selanjutnya wilayah Riau 5 dokter, DI Yogyakarta 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat, Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat, Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat, Sulawesi Utara 3 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter dan 1 perawat, Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat, Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat, Lampung 1 dokter dan 1 perawat,
Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
Bengkulu 1 dokter, Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi, Papua Barat 1 dokter
Papua 2 perawat, Nusa Tenggara Timur 1 perawat dan Kalimantan Barat 1 perawat, serta DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat.

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini sebagaimana dikatakan oleh Dr Adib Khumaidi, SpOT selaku Tim Mitigasi PB IDI, merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita Covid, baik yang dirawat maupun yang OTG (Orang Tanpa Gejala). Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid.

"Kami menghinbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktifitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," kata Adib, dalam keterangannya, 15 Desember 2020.

Tim Mitigasi IDI berharap para pemimpin daerah yang terpilih untuk memprioritaskan penanganan Pandemi Covid dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan.

Selain itu, Tim Mitigasi IDI juga menghimbau masyarakat agar meski vaksin Covid sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal maka setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan Covid di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali.

Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada masyarakat luas untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M). Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x