Berbicara masalah kerusakan pesawat, tentulah berbanding lurus dengan rutin dan intensifnya perawatan pesawat.
Berbeda dengan Garuda Indonesia yang merupakan BUMN, maskapai swasta yang lain justru merasakan beratnya biaya perawatan dan pemeliharaan mesin pesawat.
Baca Juga: Anda Belum Terima BLT UMKM Rp2,4 Juta, Segera Cek Cara dan Syaratnya Disini
Hal ini dikarenakan menggunakan jasa industri Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) swasta.
MRO adalah salah satu hal yang sangat penting untuk memastikan keselamatan penerbangan dan kualitas pelayanan dalam penerbangan.
MRO sendiri sudah dijadikan komoditas industri oleh pemerintah. Memang dibuka seluas-luasnya untuk swasta yang mengelola.
Baca Juga: Vaksin COVID-19 Produksi Sinovac Ditetapkan MUI Halal dan Suci
Selama ini, industri MRO di Indonesia hanya bisa melakukan 20-30% dari seluruh pekerjaan pemeliharaan, sisanya dikerjakan di luar negeri.
Swasta yang mengelola transportasi udara tentu merasakan bukan sesuatu yang mudah dan murah. Terlebih ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar.
Sebagian besar komponen pesawat yang masuk dalam pos biaya perawatan berasal dari negara lain dan menggunakan mata uang asing.