Pengusaha Jatim Berharap Vaksinasi Bangkitkan Perekonomian

- 14 Januari 2021, 21:23 WIB
Anggota Komisi E DPRD Jatim  Artono
Anggota Komisi E DPRD Jatim Artono /Arahkata/

ARAHKATA - Pengusaha Jawa Timur menyambut gembira dimulainya vaksinasi, pada Kamis 14 Januari 2021. Vaksinasi diharapkan dapat meminimalisir penularan Covid-19.

“Vaksin Sinovac sudah mendapatkan sertikat halal MUI dan BPOM sudah mengeluarkan ijin edar, semua pihak harus mendukung untuk menyukseskan berjalannyan pelaksanaan vaksinasi ini ke semua pihak,” kata salah satu pengusaha Jatim, Artono, dikonfirmasi, Kamis 14 Januari 2021.

Anggota Komisi E DPRD Jatim itu berharap dengan adanya vaksin bisa membetengi manusia dari serangan covid-19. Dengan begitu, kegiatan usaha bisa berjalan dengan baik, dan roda ekonomi akan berputar lagi.

“Insya Allah akan meningkatkan perekonomian masyarakat di Jatim pada khususnya dan Indonesia pada umumnya,”terangnya.

Baca Juga: Gempa M5,9, Merusak Dua Rumah Warga

Sebelumnya, untuk mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah mendatangkan vaksin Sinovac dari negara China. vaksin Covid-19 ini tujuannya salah satu upaya penanganan pandemi dengan menghadirkan kekebalan komunitas atau herd immunity. Tujuan yang dimaksud, dibutuhkan sekitar 70% populasi yang harus divaksin agar terbentuk kekebalan komunitas dan sangat tergantung efektifitas vaksin tersebut.

Ketua Gugus Kuratif Satgas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan, vaksinasi tahap awal ini diutamakan untuk tenaga kesehatan terlebih dulu.

“Nakes ini ada di garis depan, kalau nakes terpapar siapa yang mau merawat pasien yang sakit,” katanya.

Baca Juga: Yuk... Tengok Rencana Pembangunan Pertahanan Tahun 2021

Joni mengatakan vaksin yang dipilih pemerintah ini memiliki efek samping yang sangat kecil. Akan tetapi efikasinya 65,3 persen.

“Ini sudah bagus, karena World Health Organization hanya menargetkan 50 persen. Sedangkan anti genesitasnya 99 persen. Vaksin ini ketika masuk dalam tubuh dikenali sebagai benda asing, dan tubuh mengeluarkan antibodi sekitar 99 persen,” katanya.

Joni mengatakan kenapa vaksin ini tidak dilakukan sekaligus, karena menyesuaikan dengan cold storage yang ada. Karena vaksin menurutnya harus tidak boleh berubah warna.

Baca Juga: Beri Keyakinan Masyarakat Pentingnya Vaksin Covid, Puan Ajak Agamawan

“Saat penyuntikan vaksin ini harus lebih dalam agar tidak tumpah. Nantinya akan divaksin kembali dengan interval 2 minggu,” katanya.

Menurutnya orang yang sudah divaksin mendapatkan kartu dari Kemenkes. Sehingga ketika ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bisa dilakukan trace dari kartu tersebut.

“Yang harus hati-hati pada vaksinasi kedua adalah jika pada vaksinasi yang pertama mengalami shock anafilatik (reaksi akibat vaksin). Kalau mengalami ini berarti orang tersebut tidak boleh dilanjutkan vaksinasi tahap dua,” ungkapnya.

Meski demikian Direktur Utama RSUD Dr Soetomo ini mengatakan KIPI vaksin sinovac ini sangat kecil. Yakni hanya 0,01 persen.

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x