Mengurai Permasalahan Kedelai yang Tak Kunjung Usai

- 19 Januari 2021, 14:51 WIB
Ilustrasi kedelai/pixabay
Ilustrasi kedelai/pixabay /

Hal senada juga disampaikan oleh mantan Kepala Balitbang Pertanian Haryono yang menyatakan benih hasil penelitian BATAN sudahlah advanced.

"Dari segi teknologi yang dipergunakan, spesifikasi produk yang dihasilkan memang sesuai dengan kualifikasi kebutuhan di lapangan dan kerjasama dengan instansi lainnya, saya nilai sangat advanced," tutur Haryono dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Majukan Sektor Kelautan dan Perikanan, Menteri Trenggono Gandeng Insinyur

Masalah Budidaya

Tapi masalah kedelai, bukan hanya bibit. Masalah kedelai berkaitan juga dengan usaha tani kedelai dan budidaya.

"Petani itu punya pilihan untuk menanam tanaman yang menurut perhitungannya menguntungkan baginya. Kaitan kedelai tentunya dengan padi dan jagung. Jika kita melihat laporan BPS, maka terlihat jika angka padi dan jagung naik, maka kedelai pasti turun. Ini berkaitan dengan hitungan keuntungan sejak awal dan musim. Jadi kalau ingin meningkatkan kedelai ada konsekuensi penurunan angka padi dan jagung," ucapnya.

Ia menyebutkan juga bahwa paska permintaan Presiden Joko Widodo yang meminta ada hasil signifikan dalam 200 hari, Balitbang Pertanian sudah melakukan raker dan rapim untuk menindaklanjutinya.

"Untuk mencapainya, saya berharap ada sinergi BATAN dan Balitbang Pertanian dan berkomunikasi intens dalam satu bulan ke depan," ujarnya.

Dan sentra industri tempe bisa terhubung langsung dengan produsen tempe, terutama di masa digital seperti saat ini.

"Butuh transformasi kelembagaan dan keterkaitan dengan pengembangan kawasan. Sehingga mempermudah petani dalam penanaman dan pemasaran," pungkasnya.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x