Jokowi: Dunia Harus Bersinergi Tanggulangi Krisis Pandemi COVID-19

- 17 November 2022, 09:37 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Bali, pada 15-16 November 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 yang digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Bali, pada 15-16 November 2022. /BPMI Setpres/Laily /

 

ARAHKATA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi COVID-19.

Pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali, Jokowi mengingatkan kepada anggota G20 agar dapat belajar dari pandemi COVID-19 sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kemungkinan masalah kesehatan di waktu mendatang.

“Ini adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global. Never again harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi yang mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia,” kata Jokowi, dikutip ArahKata.com Rabu, 16 November 2022.

Baca Juga: Edan 5 Perusahaan Pinjol Jerat Ratusan Mahasiswa IPB Capai Miliaran Rupiah

Jokowi mengajak agar seluruh negara untuk tidak lengah dalam memastikan kondisi kesehatan dunia saat ini.

Meski pandemi COVID-19mengalami tren penurunan, Jokowi tetap mengajak dunia agar tetap waspada dan memperhatikan kesehatan global.

“Sekarang kita mulai mengawali isu kesehatan. Para pemimpin negara G-20, dunia kita semakin pulih dari pandemi COVID-19, tetapi kita tidak boleh lengah. Darurat kesehatan yang berikutnya dapat muncul kapan saja,” tutur Jokowi.

Baca Juga: KTT G20 Sukses Digelar Langkah Strategis Indonesia Poros Maritim Dunia

Jokowi menyerukan kepada negara G-20 untuk tetap siap dalam mengantisipasi darurat kesehatan yang akan datang.

Ia berharap G-20 mampu untuk mengambil langkah konkret dalam kesepakatan arsitektur kesehatan global.

“Kita harus siap, sebab kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita. G-20 harus mengambil langkah yang nyata dan segera,” tutur Jokowi.

Baca Juga: Strategi Ciptakan Manajemen Katalog Produk Online

Ia mengungkapkan dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, perlu adanya solidaritas yang menjadi pilar utama.

Jokowi juga mengajak anggota G-20 untuk berpartisipasi dalam mengumpulkan rencana pendanaan pandemic fund. Jokowi menyebut Indonesia telah berkomitmen dengan memberikan US$ 50 juta.

“Kita perlu WHO yang lebih kuat dalam bertarung. Solidaritas keadilan harus menjadi roh arsitektur kesehatan global. Saat ini, G-20 telah berhasil membentuk dana pandemi ini harus diikuti dengan penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal,” kata Jokowi.

Baca Juga: Resmi Tutup KTT G20, Jokowi: Suatu Kehormatan Bagi Indonesia

Selain dengan solidaritas, Jokowi juga mengatakan bahwa negara berkembang harus menjadi bagian dari kontribusi dalam memperkuat arsitektur keseatan global. Hal ini untuk menghilangkan diskriminasi kesehatan teradap negara berkembang.

“Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan, negara berkembang membutuhkan kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pemasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset,” imbuhnya.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x