"Bulu tangkis atau badminton merupakan kebanggaan kita sejak tahun 1960-an. Jadi ini adalah cabang olahraga bergengsi yang mampu menaikan nama baik kita di kancah dunia.Tapi kalau misalkan terjadi hal seperti ini tentu saja kita masih menunggu perkembangan kasus ini kedepannya," ucap Zainudin Amali.
Hal lainnya yang dinilai Amali permintaan maaf Presiden BWF tersebut bukan datang murni dari ucapan bersalah BWF selaku panitia utama gelaran Yonex All England 2021.
Melainkan, permintaan maaf dari Presiden Badminton World Federation (BWF) Poul- Eric Hoyer dikarenakan desakan dan perundungan dari masyarakat Indonesia yang mengecam perbuatan BWF yang seolah 'cuci tangan' dari langkah pemaksaan Walk Out tim squad merah putih Indonesia.
"Pandangan yang mengkritik BWF ketika kami melakukan konferensi pers dua kali itu sudah dapat tanggapan dari Presiden BWF. Nanti suratnya akan kita berikan surat itu ditunjukkan kepada saya sebagai Menpora," tambah Zainudin Alami belum lama ini.
Ikhwal kasus ini terjadi dikutip dari Arahkata dimulai di penerbangan Indonesia-Birmingham pada Sabtu, 13 Maret 2021. Saat itu Timnas bulutangkis Indonesia melakukan penerbangan dari Istanbul menuju Birmingham.
Dalam Perjalanan pesawat itu ada satu orang penumpang pesawat yang dinyatakan positif terpapar Covid- 19.
Akibatnya, sehari menjelang tim squad Indonesian berlaga dalam All England 2021, menyebabkan laga pembuka turnamen harus tertunda. Beberapa atlet dari Indonesia diminta tidak bisa bertanding dan mereka wajib melaksanakan isolasi mandiri.
Padahal dari dua kali test di Bandara Soekarno Hatta sampai di Bandara Birmingham, Inggris test Covid-19 pemain Indonesia negatif Covid-19.
Baca Juga: Indonesia Bakal Maju ke Arbitrase Internasional Soal All England
Sementara, untuk negara India, Thailand, dan Denmark kedapatan ada yang terkena COVID 19, baik pelatih Denmark dan official dari Thailand dan India positif Covid-19.