Hasto: Sekolah Partai PDIP Siapkan Kader Perempuan Jadi Pemimpin

26 Februari 2023, 12:23 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto /Nopsi Marga/Pikiran-Rakyat.com

ARAHKATA - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pendidikan kaderisasi perempuan PDIP merupakan upaya partainya menyiapkan perempuan menjadi pemimpin di setiap aspek kehidupan masyarakat.

Dalam pendidikan kaderisasi tersebut, sejumlah perspektif diangkat, seperti ideologi, aspek kerakyatan, kebudayaan, pemberdayaan perempuan hingga pergerakan ekonomi rakyat.

Hal ini disampaikan Hasto saat memberikan pembekalan dalam Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional (PKPN) 2023 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, yang berlangsung dari Kamis hingga Minggu, 23 - 26 Februati 2023.

 Baca Juga: Mahfud: Penganiayaan oleh Anak Pejabat DJP Harus Diproses Hukum

"Dan juga bagaimana seorang perempuan itu harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin dalam seluruh aspek kehidupan," kata Hasto.

Kaderisasi perempuan digelar secara hybrid di mana 100 peserta hadir secara fisik dan 2.603 kader perempuan dari DPD dan DPC seluruh indonesia yang hadir secara online. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir secara langsung membuka dan memberikan arahan dalam kegiatan tersebut pada Kamis, 23  Februari 2023 lalu.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pendidikan kaderisasi perempuan PDIP merupakan upaya partainya menyiapkan perempuan menjadi pemimpin di setiap aspek kehidupan masyarakat. Dalam pendidikan kaderisasi tersebut, sejumlah perspektif diangkat, seperti ideologi, aspek kerakyatan, kebudayaan, pemberdayaan perempuan hingga pergerakan ekonomi rakyat.

 Baca Juga: Sempat Ditahan FD Seorang Ibu yang Sedang Menyusui Mengaku Diancam oleh Oknum Polisi

Menurut Hasto, dalam ajang kaderisasi ini para kader perempuan diingatkan kembali pemahaman akan pentingnya suatu ideologi. Menurut Hasto, para kader perempuan perlu belajar dari Bung Karno yang memiliki ideologi serta menggunakan pemikiran dan imajinasinya melihat kondisi bangsa Indonesia dijajah ratusan tahun oleh bangsa Barat.

Padahal, sejak abad ke 7 kerajaan-kerajaan Nusantara merupakan bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi. "Bung Karno selalu ingin mencari jawaban, mengapa kita selalu menjadi bangsa terjajah. Mengapa bangsa Indonesia dengan rekam jejak luar biasa jika mengingat kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, bangsa kita kemudian menjadi terjajah dan memiliki mentalitas terjajah," kata Hasto.

"Apa yang menyebabkan Indonesia terjajah oleh negara kecil di Eropa seperti Belanda sampai bangsa ini dijajah ratusan tahun. Oleh karena itulah, Bung Karno selalu bertanya dan berpikir kenapa bangsa ini tidak memiliki sebuah imajinasi untuk merdeka,” kata Hasto menambahkan.

 Baca Juga: Habib Syakur Harap Anies Buktikan PKS Ditekan dan Diancam Usung dia di Pemilu 2024

Karena pemikiran dan imajinasi tersebut, kata Hasto, muncul usaha dan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Hasto mengingatkan bahwa pemikiran dan imajinasi Bung Karno tersebut terutama karena Bung Karno rajin membaca berbagai macam buku.

"Untuk itu, saya berharap agar para kader perempuan banyak membaca buku teori maupun tentang sejarah kejayaan bangsa Indonesia dan peradaban dunia," imbuh Hasto.

Bung Karno, kata Hasto, adalah contoh pembelajar yang baik sebagai bekal utama dalam memimpin pergerakan di masyarakat. Karena itulah, menurut Hasto, melalui Sekolah Partai ini selalu digelorakan tradisi intelektual bagi para kader.

Baca Juga: Luna Maya Suka Karakter Mobil Gagah, Pilih Omoda 5

"Mengingat sebelum terjun memimpin di masyarakat, para kader harus mampu menjalankan kepemimpinan intelektual tersebut. Artinya, hal ini sebagai bekal tidak hanya menyelesaikan masalah-masalah rakyat namun juga membawa masa depan bangsa menuju Indonesia Raya," terang Hasto.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler