Pimpinan DPRD Jatim: Pengkritik Dana Museum SBY-ANI Tidak Paham Tujuannya

- 20 Februari 2021, 19:32 WIB
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak (tengah) saat melihat Museum SBY-ANI
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak (tengah) saat melihat Museum SBY-ANI /Adi Suprayitno/ARAHKATA

ARAHKATA - Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak menilai pihak yang mengritik Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Museum SBY-ANI di Pacitan sebesar Rp9 miliar tidak paham tujuannya.

Sahat mengaku sebenarnya masyarakat Pacitan tidak mempermasalahkan bantuan tersebut, bahkan masyarakat terlihat santai. Anehnya, BKK dipermasalahkan oleh politisi yang tidak paham tujuan berdirinya museum.

"Sebagai wakil rakyat kan harusnya mendukung adanya proyek yang mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat," kata Sahat dikonfirmasi, Sabtu 20 Februari 2021.

Baca Juga: Pemerintah Segera Mulai Vaksinasi Lansia, Simak Caranya!

Sahat menyebut keberadaan dana Rp9 miliar masih ada dan belum terpakai akibat persoalan waktu penggunaan yang sangat terbatas.

Dana ditetapkan lewat P-ABD Jatim 2020, hanya saja dana baru cair pada Desember 2020, dan waktunya tidak mencukupi untuk digunakan karena sudah batas akhir penggunaan APBD 2020. Selanjutnya dimasukan di APBD Pacitan 2021.

Sahat mengaku DPRD Jatim telah berkirim surat agar meminta BKK untuk dikembalikan saja ke Jatim.

"Kami sudah ajukan surat agar dana itu dikembalikan saja ke Jatim. Suratnya sudah kami kirim ke Pemprov Jatim. Namun sebenarnya," tuturnya.

Sahat menegaskan, sebagai pimpinan dewan dan wakil rakyat dari Pacitan, sangat gembira ada peluang besar mendongkrak ekonomi masyarakat. Jika museum ini selesai dan menjadi destinasi unggulan di Pacitan.

Sekretaris DPD Partai Golkar Jatim melihat langsung pembangunan gedung yang tiang pancangnya dimulai pengerjaannya pada 2019.

Halaman:

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x