SMRC: Jika Calonkan Ganjar Jadi Presiden 2024, Suara Golkar Bakal Melonjak

- 17 November 2022, 19:36 WIB
Guru yang Diduga Bully Siswi Tak Pakai Jilbab di Sragen Akan Dipecat Ganjar Pranowo
Guru yang Diduga Bully Siswi Tak Pakai Jilbab di Sragen Akan Dipecat Ganjar Pranowo /Humas Provinsi Jawa Tengah

ARAHKATA - Hasil terbaru survei eksperimental yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan suara Partai Golkar bakal melonjak atau naik signifikan jika mencalonkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai presiden 2024.

Ganjar Pranowo bakal mengubah peta dukungan partai politik jika dicalonkan Partai Golkar.

Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan survei eksperimental yang dilakukan SMRC untuk menilai efek calon presiden terhadap perolehan suara partai Golkar.

Terdapat tiga tokoh yang dipilih dan diperlakukan sebagai treatment, yakni Airlangga Hartarto, Ganjar, dan Erick Thohir.

Baca Juga: Penguatan Literasi Tingkatkan Digital Media Management

"Airlangga dimasukkan karena dia sebagai ketua partai. Ganjar karena ada diskusi di kalangan Golkar untuk diusung calon. Sementara Erick adalah politikus nonpartai yang selama ini sudah melakukan sosialisasi. Tokoh-tokoh lain yang sudah dideklarasikan oleh partai lain tidak dimasukkan, seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan," ujar Mujani dalam diskusi bertajuk "Siapa Capres yang Membantu Menaikkan Golkar?" yang disiarkan kanal Youtube SMRC TV, dikutip Arahkata.com Kamis, 17 November 2022.

Saiful mengatakan, sebelum melihat efeknya, SMRC mencermati variabel kontrol terhadap eksperimen, yakni elektabilitas partai politik.

Dalam variabel kontrol tersebut, Partai Golkar mendapatkan suara 11 persen dan berada di urutan ketiga setelah PDIP dan Gerindra.

Baca Juga: Anggota Komisi I DPR Tegaskan Pengganti Jenderal Andika Hak Proregatif Presiden, Tidak Harus Bergiliran

Survei eksperimental ini hanya menggunakan sample 267, sehingga margin of error-nya sekitar 6,1 persen. Umumnya margin of error survei nasional SMRC sekitar 3 persen.

Di antara Ganjar, Airlangga, dan Erick Thohir, kata Saiful, survei ini menemukan bahwa Ganjar memiliki efek positif pada penguatan suara Golkar.

"Dalam treatment, pertanyaan kuesioner adalah jika Golkar mencalonkan Ganjar sebagai presiden, partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih? Dalam simulasi ini, Golkar mengalami penguatan dari 11 persen menjadi 17 persen suara. Kenaikan suara Golkar kurang lebih 6 persen," ungkap Saiful.

Baca Juga: Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Akan Datangi Bareskrim Polri, Tuntut Keadilan

Hanya saja, kata Saiful, ada catatan yang sangat menarik, yakni jika Golkar mencalonkan Ganjar, maka suara PDIP menjadi turun dari 25 persen (variabel kontrol) menjadi 18 persen.

Saiful menjelaskan, selama ini, dalam pelbagai survei, PDIP mendapatkan suara selalu melampaui perolehan pada Pemilu 2019. Menurut dia, salah satu unsur suara PDIP tersebut adalah pendukung Ganjar. Jika Ganjar dicalonkan atau pindah ke partai lain, sebagian suara PDIP juga pindah.

“Kalau Ganjar dicalonkan oleh Golkar, dia mengajak (sebagian) pemilihnya pergi ke Golkar,” kata Saiful.

Baca Juga: Elon Musk Beri Pilihan Karyawan Twitter: Kerja Keras atau Pesangon

Lebih jauh Saiful menyatakan, jika Golkar mencalonkan Ganjar, peta kekuatan politik partai mengalami perubahan, di mana Gerindra, PDIP, dan Golkar menjadi berimbang. Saiful memberi catatan agar PDIP perlu berhati-hati dengan hasil temuan ini.

“Kalau PDIP ingin menjaga suaranya, mereka harus hati-hati dengan fakta ini. Jangan sampai Ganjar diambil oleh partai lain," kata Saiful.

Survei ini dilakukan dalam format wawancara tatap muka pada 3 Oktober sampai dengan 9 Oktober 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random atau stratified multistage random sampling 1.220 responden.

Baca Juga: Jokowi: Dunia Harus Bersinergi Tanggulangi Krisis Pandemi COVID-19

Response rate sebesar 1.027 atau 84%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi simple random sampling.

Metode eksperimental untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok, yakni kontrol, treatment 1, treatment 2 dan treatment 3, dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Youtube SMRC TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x