Survei: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Anies Tertinggal Jauh

- 11 September 2023, 15:04 WIB
Bila Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dilakukan hari ini, mayoritas publik memilih Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai presiden/Prabowo, Ganjar, Anies
Bila Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dilakukan hari ini, mayoritas publik memilih Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai presiden/Prabowo, Ganjar, Anies /Kolase Instagram/@prabowo/@ganjar_pranowo/@aniesbaswedan

Hal serupa, juga berlaku dalam simulasi dua nama antara Prabowo dan Ganjar. “Dalam simulasi ini, dukungan untuk Prabowo sebesar 47,9 persen. Sementara Ganjar hanya memperoleh 38,3 persen,” ungkap Kennedy.

Catatan Kennedy, keunggulan Prabowo juga terjadi di kelompok demografi, dibandingkan Ganjar dan Anies. Ini karena Prabowo unggul di wilayah Sumatera, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Ganjar unggul di Jawa Tengah dan Kalimantan, Sementara Anies unggul di DKI Jakarta.

Baca Juga: KPK Telah Menerima 3.544 Aduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi, Sepanjang 2023 

Di sisi lain, peneliti politik Indonesia Havard University, Seth Soderborg mengungkapkan, keluarnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Koalisi Indonesia Maju  tidak akan menggerus signifikan dukungan pemilih di Jawa Timur (Jatim) kepada Prabowo. PKB sempat mendukung Prabowo sebelum akhirnya bergabung dengan koalisi Partai Nasdem.

Pasalnya, kata Seth, PKB dalam setahun terakhir sebelum berpindah dukungan sempat menyosialisasikan Prabowo sebagai capres.

"PKB berbasis kiai dan kiai sudah setahun penuh sosialisasi untuk mendukung Prabowo. Akan ada beberapa yang masih tinggal sama Prabowo (selepas PKB keluar)," jelasnya.

 Baca Juga: Cak Imin Janjikan BBM Gratis Jika Menang Pilpres, Demokrat: Janji Isapan Jempol

Pertimbangan lainnya, PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki perbedaan sikap soal Pilpres 2024. Dengan demikian, mesin PKB tidak dapat dimanfaatkan seutuhnya untuk mendukung Anies saja.

"Kalau secara penuh tidak bisa, tapi itu karena mesin partai tidak bisa dipakai penuh oleh satu capres saja karena dalam PKB dan dalam lembaga NU ada perbedaan pendapat," pungkas Seth.***

 

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah