TSE Grup Harus Bertahan Lama di Tanah Papua

30 Maret 2021, 19:39 WIB
Salah satu sudut pemandangan di luar pabrik pengolahan Kelapa Sawit milik Tunas Sawaerma (TSE Group) di papua /Restu/Dok.Pribadi

ARAHKATA – PT Tunas Sawa Erma (TSE), perusahaan bagian dari TSE Grup nampaknya harus bertahan lebih lama di tanah Papua. Pasalnya, TSE Grup memberikan kontribusi yang cukup banyak bagi masyarakat di sana. Seperti yang dialami oleh Afra Yame (26), warga aslu Getentiri, Boven Digoel, Papua.

Hampir setiap hari, Afra Yame (26 tahun) harus pergi ke hutan untuk mendapatkan bahan makanan. Waktu berjam-jam dihabiskannya dengan tenaga yang tidak sedikit.

"Harus kerja setengah mati untuk bisa makan,” tutur Afra.

Kini, beban Afra sudah lebih ringan. Sejak bekerja di PT TSE. Afra mampu membeli bahan makanan yang dibutuhkannya.

Baca Juga: Diberitakan Bakar Lahan untuk Perluasan Sawit, KORINDO: Ini Tuduhan Serius!

Dengan pemasukan rutin yang didapatkan dari TSE Group, Afra tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu di hutan untuk berburu hewan maupun mencari sayuran yang dapat mengisi perutnya.

"Sudah merasa enak, bisa beli apa yang kita mau," ucapnya.

Tidak hanya pendapatan, Afra menambahkan, keberadaan TSE Group juga memberikan banyak manfaat pada kehidupannya.

Baca Juga: KPK Temukan Pelanggaran dalam Perizinan Kelapa Sawit di Papua Barat

Berbagai bantuan yang diserahkan perusahaan telah memudahkannya untuk menjalankan keseharian, mulai dari transportasi, beasiswa hingga menyediakan bahan makanan. Dari berbagai bantuan itu, Afra merasa paling terbantu dengan kehadiran kendaraan.

Sebelumnya, Afra masih harus berjalan untuk menuju suatu lokasi mengingat belum tersedianya transportasi umum seperti taksi. Kondisi medan yang masih didominasi tanah menjadi tantangan besar baginya.

Dengan bantuan kendaraan yang disediakan TSE Group, Afra tidak perlu lagi bekerja keras untuk mobilisasi. Perjalanan yang jauh kini sudah terasa lebih dekat. Banyaknya manfaat yang diberikan TSE Group menimbulkan harapan baru bagi Afra.

Baca Juga: Sawit Indonesia Dipesan Malaysia 2 Ribu Ton per Bulan

"Harapan saya, TSE harus bertahan lama karena kami sangat terbantu dengan keberadaannya di sini," ujarnya penuh harap.

Harapan itu bukan milik Afra seorang. Petrus Boryemu (51 tahun) juga memiliki asa serupa.

Laki-laki yang sudah bekerja selama 22 tahun di TSE Group ini berharap agar perusahaan dapat terus menjalankan aktivitas perekonomian di Papua, sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat bisa rutin dilaksanakan.

Petrus, warga Asiki, Boven Digoel, kini menjabat sebagai kepala seksi di bagian humas PT Berkat Cipta Abadi (BCA) yang juga masih menjadi bagian dari TSE Group.

Baca Juga: UE dan Indonesia Makin Mesra, Atasi Tantangan Lingkungan dan Kelapa Sawit

Sebelum berkarir di sini, sangat sulit baginya untuk membeli bahan makanan. Bahkan, dia harus berburu dulu untuk memenuhi kebutuhannya di hari itu.

Sejak kerja di TSE, perekonomian Petrus perlahan membaik dan serba berkecukupan.

“Hidup keluarga saya bisa tercukupi dan tidak seperti dulu lagi,” katanya.

Ke depannya, Petrus berharap, TSE Group dapat semakin aktif melakukan pemberdayaan masyarakat. Khususnya kepada anak-anak asli Papua melalui program pelatihan yang mampu meningkatkan kualitas mereka, sehingga mampu bersaing di pasar kerja.***

Editor: Ahmad Ahyar

Tags

Terkini

Terpopuler