Bagaimana Dapat Dikatakan Beriman Seseorang Saat Ulama Wafat?

- 5 Desember 2020, 13:50 WIB
Telah Berpulang Al Habib Tohir bin Abdullah Alkaf | Kamis, 03 Desember 2020 Pukul 20.01 WIB Di RS Mitra Siaga Kota Tegal.
Telah Berpulang Al Habib Tohir bin Abdullah Alkaf | Kamis, 03 Desember 2020 Pukul 20.01 WIB Di RS Mitra Siaga Kota Tegal. /Arahkata/

ARAHKATA - Satu persatu ulama dipanggil yang maha kuasa. Bukan saja kehilangan sosok, namun tentu saja lautan ilmu yang dimiliki sang ulama turut terkubur bersama dengan wafatnya. Dapat dikatakan, wafatnya ulama adalah matinya alam semesta. Istilah ini seringkali diucapkan orang-orang untuk menggambarkan betapa sangat pentingnya kepergian seorang ulama. Sebagai pewaris nabi, melalui lisan merekalah risalah dakwah Rasulullah Muhammad Saw tersebar hingga kini.

Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan hanya mewariskan ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ad-Darimi.

"Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalannya ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak."

Baca Juga: Pemerintah Perlu Petakan Potensi Usaha Mikro Berbasis Laut

Mungkin kita tidak memahami saat alam ini seakan berduka. Ternyata dalam beberpa hari kemudian, terdengan kabar seorang ulama telah meninggalkan dunia. Ketika seorang ulama wafat, seolah-olah alam semesta juga mati. Karena para ulama wafat membawa ilmu berupa cahaya yang menerangi hati manusia. Ilmu itulah yang pada akhirnya mampu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Allah Swt tidak mencabut ilmu begitu saja dari pikiran dan hati seseorang. Kepunahan ilmu justru terjadi karena wafatnya para ulama. Sebab, ketika wafat, para ulama turut membawa segenap ilmunya.

Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari seorang hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama. Hingga bila ulama tak tersisa, maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Ketika ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga: Asik Nyabu, Anggota DPRD Diciduk Anggota BNN

Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari menyatakan, maksud dari hadis ini adalah anjuran belajar dan mengajarkan ilmu. Karena ilmu tak hilang kecuali karena wafatnya ulama. Selama ada orang yang mempelajari ilmu, maka ilmu tak akan hilang dari muka bumi.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x