Para Pahlawan Terlupakan

- 10 November 2020, 11:46 WIB
Frans Mendur dan Alex Mendur di rumah Soekarno di Pegangsaan Timur 56, tahun 1946.
Frans Mendur dan Alex Mendur di rumah Soekarno di Pegangsaan Timur 56, tahun 1946. /Foto: IPPHOS/Indonesian Press Photo Service

ARAHKATA - Hari ini 10 November 2020 diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dan setiap itu pula pemerintah akan memberikan gelar pahlawan kepada sejumlah tokoh yang dianggap berjasa bagi bangsa Indonesia.

Namun siapa yang sangka, di balik seremonial kenegaraan itu, publik seakan tak sadar bahwa masih ada beberapa orang yang sesungguhnya pantas dan layak menjadi pahlawan sejati.

Siapa saja pahlawan sesungguhnya itu? Berikut nama mereka serta jasa yang pernah mereka perbuat untuk negeri dan kemerdekaan ini.

Baca Juga: Ini Pengakuan Anak Wakil Walikota Tangerang Soal Konsumsi Sabu

Djuwari (Tukang Panggul Jenderal Sudirman)

Sebagian besar orang, pasti tak pernah mendengar nama Djuwari sebagai salah satu pahlawan Indonesia. Bagaimana tidak, dirinyalah yang menjadi tukang panggul Jenderal Sudirman saat sosok ikonik tersebut tengah bergerilya melawan Belanda.

Sayang, di hari tuanya, Djuwari seolah hilang ditelan zaman. Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis. Tak ada yang tahu, dirinya merupakan salah satu saksi penting bagi perjuangan bangsa Indonesia.

Frans Mendur (Fotografer Soekarno baca teks Proklamasi)

Peristiwa pembacaan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, menjadi sebuah momen spesial bagi bangsa Indonesia. Suasana pada saat itu, berhasil diabadikan dengan apik oleh fotografer yang bernama Frans Mendur dan saudara kandungnya, Alex Mendur.

Baca Juga: HRS Tiba, Tola'al Badru Berkumandang

Frans Sumarto Mendur sangat berjasa dalam mendokumentasikan tentang kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi penerus, kita selama ini hanya melihat dengan foto Bung Karno membacakan teks proklamasi. Tanpa tau sosok yang memotret momen tersebut.

Syahrudin (Penyebar Berita Proklamasi)

Bisa dibilang, aksi sosok yang satu ini termasuk nekat luar biasa. Saat itu, Indonesia yang telah resmi berdaulat penuh meraih kemerdekaannya, berusaha menyiarkan kabar tersebut secara internasional. Adalah sosok Syahrudin, seorang telegraphis pada kantor berita Jepang (DOMEI), yang berjasa menyebarkan berita proklamasi pada dunia.

Ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi, disaat para serdadu Jepang sedang beristirahat pada pukul 4 sore. Tanpa jasanya, dunia internasional tak akan pernah tahu jika Indonesia telah menjadi negara yang merdeka.

Sayuti Meluk (Pengetik teks Proklamasi)

Akrab dengan nama Sayuti Melik, dirinya dikenal sebagai pengetik teks pada naskah proklamasi Indonesia yang dibacakan Presiden Soekarno. Ia merupakan anggot Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada 7 Agustus 1945.

Bersama sang istri, S.K. Trimurti yang juga seorang pegiat politik, Sayuti Melik mendirikan koran Pesat di Semarang yang terbit tiga kali seminggu dengan tiras 2 ribu eksemplar. Sayang, ia kemudian ditangkap Jepang pada 1942 dan perusahaan persnya dibredel. Kini namanya dikenang sebagai pengetik naskah proklamasi yang bersejarah itu.***

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah