Network
ARAHKATA - Facebook dilaporkan tidak dapat menjelaskan banyaknya data pribadi pengguna yang bocor di bawah pengawasannya.
Mantan insinyur privasi di tim Iklan dan Produk Bisnis Facebook menulis laporan kebocoran data sejak tahun lalu, agar laporan tersebut dibaca oleh pimpinan Facebook.
Laporan tersebut merinci bagaimana Facebook dapat mengatasi semakin banyaknya peraturan penggunaan data, termasuk undang-undang privasi baru di negara-negara lain seperti India, Afrika Selatan, dan di tempat lain.
Baca Juga: Bupati Bogor Ade Yasin Ditangkap KPK, Segini Harta Kekayaannyaq
Para insinyur memperingatkan bahwa Facebook akan mengalami kesulitan membuat kesepakatan kepada negara-negara di dunia tentang bagaimana cara mereka akan menangani data warganya.
“Kami tidak memiliki tingkat kontrol dan penjelasan yang memadai tentang bagaimana sistem kami (Facebook) menggunakan data dan dengan demikian kami tidak dapat dengan percaya diri membuat perubahan kebijakan terkontrol atau komitmen eksternal seperti 'kami tidak akan menggunakan data X untuk tujuan Y,'" tulis penulis laporan yang enggan disebutkan namanya dalam Engadget dikutip ARAHKATA pada RAbu 27 April 2022.
Baca Juga: KPK Tangkap Tangan Bupati Bogor Ade Yasin Terkait Suap
"Namun, inilah yang diharapkan regulator negara dari kita, meningkatkan risiko kesalahan dan kesalahan penyajian," imbuhnya.
Hambatan utama Facebook untuk melacak data pengguna adalah kurangnya sistem 'bentuk tertutup' perusahaan, menurut laporan tim Iklan dan Produk Bisnis Facebook.
