Judi Online Jadi Virus terbaru yang Mewabah di Indonesia

24 Februari 2024, 10:24 WIB
Judi Online Jadi Virus terbaru yang Mewabah di Indonesia /Alamsyah/ARAHKATA

ARAHKATA - Judi online kini semakin marah di berbagai kalangan masyarakat baik yang berpenghasilan kecil hingga besar.

Mewabahnya penyakit ini karena banyak masyarakat yang semakin mudah mengakses karena perkembangan teknologi yang semakin canggih. 

Para korban bisa mengakses Toto Slot cukup dengan bermodalkan smartphone dan uang puluhan ribu saja. Dengan cara itu, mereka sudah bisa mencoba keberuntungan di berbagai platform judi online.

Baca Juga: Berbagai Faktor yang Membuat Judol Sulit Diberantas dan Kian Marak

Tindakan itu dilakukan karena mereka tidak memahami jika dampaknya untuk jangka panjang.

Para korban bisa mengalami kecanduan yang begitu tinggi dan ada potensi banyaknya tindakan kriminal. 

Menurut data dari Kominfo, pemerintah sedikitnya sudah memblokir 525 ribu lebih konten judi online.

Baca Juga: Satreskrim Jakarta Timur Tangkap 3 Operator Judi Online di Pesawat

Namun, upaya ini belum membuahkan hasil karena beberapa platform terus muncul dengan nama yang berbeda.

Sehingga, para korban bisa terus mengakses berbagai platform tersebut di konten yang terbarunya. 

Dampak Judi Online Bagi Para Pelakunya

Berbagai informasi terkait dampak psikologis bagi pemain judi online ini penting untuk disampaikan. Beberapa dampaknya seperti depresi, kecemasan, stress hingga adanya ketergantungan pada judi online.

Baca Juga: BPKP Garda Terdepan Perkuat Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintahan

Edukasi seperti ini sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat sebagai bentuk gambaran. Misalnya, judi online yang dilakukan bisa menimbulkan berbagai kerugian finansial bagi para pemainnya. 

Sudah banyak berbagai orang yang mengalami masalah dalam hal keuangan hingga berhutang akibat judi online. Bahkan, aktivitas ini juga menjadi sumber masalah utama rusaknya rumah tangga seseorang. 

Rata-rata mereka yang bermain judi online dengan jumlah besar karena psikologinya dimainkan oleh bonus yang diberikan. Dengan cara itu, para bandar bisa dengan mudah mengendalikan psikologi para korbannya.

Dengan cara itu, para bandar langsung mengatur algoritma psikologi korban sesuka hatinya. 

Tidak hanya itu, judi online yang dilakukan terus-menerus juga bisa menjadi pemicu kecanduan. Akibatnya, para pemain judi online akan sulit untuk berhenti bermain dan akhirnya menjual apapun yang bisa jadi uang. 

Hal ini bisa terjadi karena sistem yang ada di permainannya memang dirancang agar menimbulkan kecanduan. Misalnya ada berbagai fitur reward yang diberikan secara berulang plus animasinya dibuat lebih menarik. 

Itu semua dilakukan karena para bandar sengaja memperhitungkan adanya kecanduan bagi para pemain. Belum lagi, judi online juga tidak ada lembaga yang mengawasi secara ketat, sehingga mereka akan lebih leluasa membuat kecurangan.

Berbagai Alasan Judi Online di Indonesia Sulit Diberantas

Maraknya judi online ini karena ada kesalahan dari Kominfo saat memblokir akses ke konten judi online. Selama ini, Kominfo hanya melakukan blokir pada sisi front end yang dikunjungi oleh pengguna.

Padahal, pihak Kominfo seharusnya melakukan blokir konten dari sisi bend end server pada situs tersebut. 

Selain itu, akses itu tidak dapat diblokir karena banyaknya situs yang masuk dalam blacklist. Dengan seperti itu maka kinerja server akan semakin lambat dan akhirnya tidak bisa memblokir secara keseluruhan. 

Faktor lainnya bisa juga karena pemilik judi online berpindah ke domain yang baru. Misalnya, alamat situs awalnya abc.com menjadi bcd.com dengan isi konten yang sama persis. 

Hal-hal seperti itu bisa terjadi karena Kominfo karena melakukan pembatasan pada front end saja. Dengan demikian, pelaku bisa dengan mudah membuat situs baru dan server back end bisa terus beroperasi. 

Faktor lain yang juga semakin marah bisa juga para pelaku menawarkan ajakan itu secara personal. Para korban diajak untuk bergabung ke pesan pribadi lewat fitur chat di berbagai media sosial baik di Telegram, Whatsapp.***

Editor: Agnes Aflianto

Tags

Terkini

Terpopuler