Inilah Sebab Anak Indonesia Sulit Berkarya Di Kancah Internasional menurut Profesor Rhenald Kasali

12 Mei 2022, 17:48 WIB
Prof. Rhenald Kasali menyoroti fenomena flexing di tengah kasus trading binary option dan Robot trading yabg masih bergulir hingga saat ini./Instagram/@pikiranrakyat/ /

ARAHKATA - Anak Indonesia diketahui sangat sulit berkarya hingga Kancah internasional.

Penyebab dari sulitnya anak Indonesia berkarya di tingkat Internasional pun beragam.

Meski begitu, ada beberapa tokoh yang berkarya di tingkat Internasional dan diakui kualitasnya.

Baca Juga: Rusia Berhenti sebagai Dewan Hak Asasi Manusia, Kini PBB Memilih Negara Ini

Beberapa anak Indonesia yang berkarya di tingkat Internasional adalah Joe Taslim, Iko Uwais, Yayan Ruhian, dokter Tony Setiabudi, Niki Zefanya dan Rich brian.

Hanya saja, mengapa anak Indonesia enggan atau sulit berkarya hingga tingkat internasional?

Berikut sebab anak Indonesia sulit berkarya di tingkat Internasional menurut Profesor Rhenald Kasali dalam laman Instagramnya yang dikutip ARAHKATA pada Kamis 12 Mei 2022.

Baca Juga: FPDIP Desak DPR Batalkan Anggaran Gorden Rumah Dinas Rp43,5 M
1. Inferiority complex
Profesor Rhenald Kasali menjelaskan bahwa anak-anak Indonesia cenderung kurang percaya diri.

Kondisi ini terlihat dari pandangan dan ucapan-ucapannya.

Terlalu lama dan terbiasa tinggal di Indonesia membuat anak Indonesia merasa semua lebih mudah.

Baca Juga: Dinkes Kota Bandung: Waspada Penyakit Hepatitis Akut

Padahal menurut Profesor Rhenald Kasali berjuang dimana pun harus mau susah.

Sehingga baik di Indonesia ataupun di luar negeri harus berani susah dan berjuang.

2. Mental ngumpul
Saat seseorang tinggal di luar negeri atau di tempat asing, maka akan cenderung mencari teman yang sama.

Baca Juga: KTT ASEAN-AS Berlangsung, Penasihat Malaysia untuk Myanmar Beri Desakan Ini

Begitu pula dengan masyarakat Indonesia ketika berada di luar negeri.

Bawaannya ingin ngumpul terus dengan sesama orang Indonesia.

Menurut Profesor Rhenald Kasali jika tinggal di Amerika tetapi berbahasa Indonesia, bagaimana akan berkembang?

Baca Juga: Jelang Lawan Filipina, Egy Maulana Sampaikan Hal Ini

3. Terlena market Indonesia
Profesor Rhenald Kasali menjelaskan bahwa ilmuwan India banyak berkarya di tingkat Internasional karena terlalu banyak ilmuwan di pasar domestik atau di negerinya.

Berbeda dengan kondisi di Indonesia yang masih menyediakan market pekerjaan cukup banyak dan nyaman.

Hal ini digambarkan seperti Tiongkok yang banyak kembali ke negara asalnya karena ketersediaan kesempatan kerja.

Baca Juga: Enam Tips Parenting Ala Shireen Sungkar

Sehingga pasar domestik membuat anak Indonesia tidak mampu bertarung di dunia Internasional.

Profesor Rhenald Kasali menutup penjelasannya dengan berpesan mengutip dari Jim Rohn.

'Jika kamu sangat ingin melakukan sesuatu, kamu akan menemukan jalannya. Jika kamu enggan, kamu akan menemukan berbagai alasan (agar tidak melakukannya).'***

 

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Sumber: Instagram @reinaldkhasali

Terkini

Terpopuler