Perhimpunan Guru Temukan Kluster Sekolah di 12 Daerah, Imbau Jangan Berwisata Saat Liburan

- 8 Desember 2020, 07:39 WIB
Sejumlah siswa mengikuti pelajaran tatap muka di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mujahidin Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (10/11/2020). Sekolah tersebut mulai menerapkan pelajaran tatap muka selain belajar daring dengan membuat bilik transparan di setiap meja, membatasi jumlah siswa di dalam kelas dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sejumlah siswa mengikuti pelajaran tatap muka di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mujahidin Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (10/11/2020). Sekolah tersebut mulai menerapkan pelajaran tatap muka selain belajar daring dengan membuat bilik transparan di setiap meja, membatasi jumlah siswa di dalam kelas dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. /ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.

ARAHKATA - Fakta-fakta terkini menunjukkan makin meningkatnya angka kasus Covid-19 di tanah air, lebih khusus lagi pada kelompok siswa dan guru yang tertular Covid-19. 

Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) atau dikenal dengan Perhimpunan Guru, sangat berempati kepada kawan-kawan guru dan para siswa yang tertular positif Covid, dirawat di rumah sakit bahkan meninggal dunia.

"Dalam catatan data yang dihimpun Perhimpunan Guru selama 2 pekan terakhir, sejak 22 November-6 Desember 2020, terdapat 12 kasus terbaru siswa/mahasiswa dan guru positif Covid-19. 8 dari siswa dan 4 dari guru," demikian disampaikan Satriwan Salim, Koordinator Pusat P2G. 

Baca Juga: BMKG Prediksi Hujan Masih Mengguyur Jakarta Hari ini Selasa, 8 Desember 2020

12 kasus terbaru tersebut diantaranya :

Kasus siswa positif Covid-19:

1. 36 siswa SMP di kota Surabaya positif Covid-19, diketahui setelah Pemkot melakukan Tes Swab kepada siswa. 

2. 15 siswa SMP swasta positif Covid-19 di Kab. Jepara, diketahui setelah dilakukan Tes Swab.

3. 2 siswa SMA Negeri 1 Kota Blitar positif Covid-19 diduga terpapar dari keluarga.

4. 2 siswa SD Negeri Kec. Patuk Kab. Gunung Kidul terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akhir November lalu.

5. 1 siswa SD Negeri di Kab. Sampang-Madura positif Covid-19 diduga dari keluarga.

6. 130 santri PP Diniyah Puteri Kota Padang Panjang positif Covid-19.

7. 238 mahasiswa/i Politeknik Transportasi Darat di Kab. Tabanan, Bali terkonfirmasi positif Covid-19 setelah Tes Swab. Sebagai kampus berasrama, para taruna/i ini baru selesai melaksanakan masa pengenalan kampus.

8. 179 siswa SMK Negeri Jawa Tengah di Kota Semarang terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah ada siswa menunjukkan gejala Covid-19, maka kemudian dilakukan Tes Swab massal. Sekolah sempat melakukan PTM.

Baca Juga: Anggota DPR RI Ansy Lema Polisikan Akun FB Mabar Propgres di Manggarai Barat

Kasus guru terkonfirmasi positif Covid-19:

1. 12 guru SD di Kab. Cirebon terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan Tes Swab.

2. 3 guru SMP Negeri 3 Jekulo, Kab. Kudus meninggal positif Covid-19

3. 5 guru SMA Negeri Kab. Cianjur terkonfirmasi positif Covid.

4. 30 guru MA Negeri 22 Jakarta terkonfirmasi positif Covid-19 pascaliburan ke Yogyakarta.

Baca Juga: Sandiaga Uno Terkonfirmasi Positif Covid-19 Tanpa Gejala

Berdasarkan data-data di atas, P2G memberikan beberapa rekomendasi yang mendesak ditindaklanjuti:

Pertama, para guru dan orang tua siswa jangan dulu berniat melakukan liburan akhir semester pasca pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil siswa.

Sebagaimana diketahui, akhir November sampai Desember ini para siswa sedang mengikuti PAS Semester Ganjil, lalu diikuti terima rapor semester siswa, dan kemudian libur semester.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia, Warga Jatim Diminta Bersiap Diri

"Kami dari Perhimpunan Guru, betul-betul memohon kepada para guru dan orang tua siswa untuk menunda rencana libur akhir semester atau akhir tahun."

"Sebab pandemi masih tinggi, apalagi ke depan ada momen libur Pilkada, Natal, dan Tahun Baru. Cukuplah kasus guru MAN 22 Jakarta jadi contoh dan pelajaran bagi kita," demikian permintaan Satriwan.

Bulan Desember-Januari nanti akan berpotensi menjadi kluster penyebaran Covid-19 mengingat libur akhir semester, Natal, dan Tahun Baru. Akan ada potensi mobilitas yang tinggi dari masyarakat untuk berwisata. 

Baca Juga: 12 SSK Brimob Disiagakan Pengamanan Pilkada Serentak 2020

Para guru dan orang tua siswa diminta tidak egois, untuk berlibur mengisi waktu. Sebab kluster sekolah sudah mulai bermunculan, apalagi nanti akan ada rencana PTM bulan Januari 2021.

Kedua, P2G mendesak para Kepala Daerah di tempat sekolah tersebut untuk melakukan Tes Swab massal kepada guru, tenaga kependidikan, dan siswa.

"Merujuk pada survei P2G terbaru, dengan responden guru yang tersebar dari 100 Kota/Kab di 29 Provinsi, sebanyak 66 % guru setuju untuk dilakukan Tes Swab sebelum PTM dilakukan," demikian cetus guru SMA ini.

Baca Juga: Bingung Mau Kuliah di Eropa ? Simak Alasan Ini 

P2G juga berharap semua biaya Tes Swab tersebut harus ditanggung oleh Pemda setempat, bukan oleh guru/sekolah.

Selanjutnya P2G mendesak Kemendikbud dan Kemenag bersama Pemda membuat Surat Imbauan kepada sekolah-sekolah agar para guru dan orang tua siswa tidak melakukan kegiatan liburan setelah terima rapor siswa.

Ketiga, Iman Z. Haeri selaku Kabid. Advokasi Guru P2G menekankan agar para Wali Kelas dan Kepala Sekolah sekarang meningkatkan komunikasi dengan para orang tua siswa.

Baca Juga: Aliansi BEM SI Desak Nadiem Angkat Guru Honorer Jadi PPPK atau PNS

Intensitas komunikasi di masa pandemi dan liburan ini perlu dilakukan, dalam rangka saling mengawasi aktivitas siswa khususnya. 

Jangan sampai dengan alasan jenuh di rumah pasca pelaksanaan PAS, para siswa malah mengisinya dengan keluyuran kemana-mana. 

Semua tindakan ini dilakukan semata-mata sebagai tindakan preventif agar kluster sekolah tidak makin banyak, guru dan siswa serta keluarga mereka tetap sehat jika di rumah.

Baca Juga: Enam Terduga Pendukung HRS Tewas Dalam Baku Tembak di Tol Cikampek

Dia melanjutkan, P2G meminta para Kepala Sekolah dan Manajemen Yayasan Sekolah tidak menutup-nutupi jika ada guru, tenaga kependidikan, dan siswa di sekolah tersebut positif Covid-19. 

Ini penting dilakukan, agar bisa membantu pelacakan kepada orang-orang yang sudah berinteraksi sebelumnya dengan yang terjangkit Covid-19. Agar warga sekolah bisa mengantisipasi penyebaran Covid-19 sedari dini.

Keempat, Iman yang juga guru honorer SMA dan MA ini mengingatkan. Waktu satu bulan ke depan para Kepala Daerah dan Kemdikbud/Kemenag harus betul-betul bisa memetakan dan memastikan kesiapan sekolah dalam melakukan PTM Januari 2021. 

Baca Juga: JIS Berbagi 45 Perangkat Teknologi untuk Membantu Siswa dan Guru di Jakarta

"Kemdikbud dan Kemenag mesti memastikan langsung kesiapan sekolah dalam PTM. Jangan sekedar menerima laporan secara tertulis/daring, tapi buktikan dengan kunjungan ke tiap-tiap sekolah satu demi satu. 

Berbagai survei membuktikan kesiapan sarana-prasarana penunjang protokol kesehatan masih sangat minim di sekolah," kata Iman.

Kelima, Iman menambahkan, P2G mendesak para Kepala Daerah dan Kanwil Kemenag untuk melaksanakan perlindungan guru, terlebih lagi selama pandemi. 

Baca Juga: P2G Sampaikan Tujuh Pekerjaan Besar Menteri Nadiem Terkait Guru Indonesia

Pemerintah Pusat/Pemda hendaknya melaksanakan perintah Peraturan Pemerintah (PP) tentang Guru dan Permendikbud No. 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan Guru. 

Bahwa ada 4 jenis perlindungan guru yang wajib diberikan negara: Perlindungan Hukum; Perlindungan Profesi; Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan; Perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual. Setidaknya 3 jenis perlindungan guru di atas wajib dipenuhi pemerintah apalagi di masa pandemi ini. 

Misalnya: Sebagaimana diketahui, guru-guru ASN dan swasta di banyak daerah sudah masuk sekolah walaupun untuk jadwal piket, dan ada juga yang sudah mulai mengajar PTM. 

Baca Juga: Rektor UNJ Ucapkan Selamat Hari Guru, Ajak Wujudkan Merdeka Belajar

Maka dalam rangka perlindungan guru, Pemda jangan mewajibkan guru yang berusia di atas 45 tahun untuk masuk sekolah. Pemda juga mesti membiayai penuh guru-guru yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19, karena tertular dari kluster sekolah.

Kemudian Satriwan mengingatkan yang tak kalah penting adalah, terkait syarat mutlak 5 SIAP:

1) Siap pemdanya

2) Siap sekolah dan gurunya

3) Siap sarana-prasarananya

4) Siap orang tuanya

5) Siap siswanya

Semua komponen tersebut harus dipenuhi tanpa kecuali, bersifat menyeluruh 1 sampai 5, bukan opsional. 

Baca Juga: Kini Guru Honorer Bisa Ujian Seleksi Berkali-kali dalam Setahun

P2G mendesak waktu satu bulan ini Kemdikbud dan Pemda: 1) Membuat pemetaan daerah dan sekolah mana yang memenuhi 5 SIAP atau yang belum; 2) Memenuhi kebutuhan sarana-prasarana sekolah penunjang protokol kesehatan; 3) Melakukan sosialisasi pada orang tua siswa dan guru; 4) Membuat SOP atau Juklak/Juknis PTM Januari 2021; dan 5) Memastikan alokasi anggaran khusus untuk menyiapkan sarana prasarana tersebut.

"Jika sekolah memang belum siap dengan semua 5 SIAP itu, maka pilihan untuk menunda PTM adalah yang terbaik. Jangan bertindak gegabah untuk membuka PTM Januari 2021. Jika tidak, guru dan siswa akan terus menjadi korban Covid-19," pungkasnya.***

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah