Komnas Perempuan Angkat Bicara Ceramah Oki Setiana Dewi Soal KDRT

4 Februari 2022, 07:00 WIB
potongan layar instagram Oki Setiana Dewi saat Ceramah /Instagram @okisetianadewi

ARAHKATA - Pendakwah Oki Setiana Dewi baru-baru ini sedang menjadi perbincangan warganet.

Pasalnya, Oki Setiana Dewi mengunggah video ceramahnya di TikTok pribadinya yang menormalkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Dalam salah satu potongan isi ceramahnya yang kini tengah viral tersebut, Oki berbicara soal seorang istri yang baru saja dipukul suaminya.

Baca Juga: Anggap Menormalkan KDRT, Oki Setiana Dewi Dikecam Warganet

Namun, Oki mengatakan sang istri lalu tidak menceritakan tindakan suaminya itu ketika orang tuanya berkunjung ke rumah. Ceramah Oki itu lalu dikritik masyarakat.

Salah satu kritik datang dari Komnas Perempuan. Ada tiga poin dari ceramah Oki Setiana Dewi yang disorot oleh Komnas Perempuan.

"Komnas Perempuan menyesalkan ceramah yang berisi anjuran untuk tidak menceritakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau kekerasan terhadap istri yang dialami perempuan kepada orang tuanya. Dari ceramah itu, ada tiga poin, yaitu, pertama, tidak masalah suami memukul istri. Kedua, istri tidak boleh menceritakan kekerasan yang dialaminya karena merupakan aib rumah tangga. Dan ketiga, tidak mempercayai korban dan menilai dilebih-lebihkan," kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah, Kamis 3 Februari 2022.

Baca Juga: Sheila Marcia Tegaskan Matanya Lebam Bukan Hasil KDRT

Menurut Siti, status Oki Setiana Dewi yang merupakan seorang penceramah harus membuatnya lebih peka dalam membagikan pesan agama yang berpihak kepada perempuan.

Oki, kata Siti, seharusnya sadar bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan dalam agama.

"Mengingat perannya sebagai penceramah, maka terdapat kewajiban untuk mendorong jemaah taat pada aturan hukum juga menyampaikan tafsir keagamaan yang berpihak terhadap perempuan. Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan dalam Islam, termasuk suami menampar istri," jelas Siti.

Baca Juga: Sutradara Fajar Umbara Ditangkap Polisi Gegara KDRT

Selain itu, Siti mengatakan sejumlah langkah yang harus segera diambil saat seorang perempuan menjadi korban KDRT. Langkah pertama, korban diminta segera meninggalkan rumah pelaku.

"Keluar dari rumah terlebih dahulu, bisa ke tetangga atau ketua RT/RW atau lembaga layanan karena dalam UU PKDRT masyarakat harus memberikan perlindungan korban KDRT yang meminta bantuan," katanya.

Korban pun diminta mencari bantuan dari teman atau keluarga yang bisa dipercaya. Selain itu, pihak korban diharapkan bisa mengakses lembaga layanan untuk membantu proses pemulihan psikis dan membantu korban dalam proses penyelesaian kekerasan yang dialaminya.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Suami Nindy Ayunda Tersangka Kasus KDRT

Lebih lanjut Siti menegaskan menceritakan peristiwa KDRT bukan aib.

"Menceritakan bukan untuk membuka aib, melainkan untuk bersama-sama memutus rantai kekerasan dalam perkawinan dan membangun rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah," pungkas Siti.***

Editor: Tia Martiana

Tags

Terkini

Terpopuler