Benarkah Le Mineral Biayai Persenjataan Tentara Israel?

11 Desember 2023, 07:55 WIB
Penampakan tentara Israel yang bersiap menyerang Hamas di Gaza. /Dok. REUTERS-Ronen Zvulun/

ARAHKATA -- Agresi militer Israel ke Palestina hingga masih terus berlangsung hingga saat ini.

Aneksasi Israel ke tanah warga Palestina tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat (AS) yang memasok persenjataan militer zionis.

Dilansir laman news.littlesis.org pada Selasa 5 Desember 2023 ada lima dari enam perusahaan militer terkemuka yang berbasis di AS yakni, Lockheed Martin, RTX (formerly Raytheon), Northrop Grumman, Boeing and General Dynamics.

Baca Juga: Ketum FPPPG Joko Purwanto Bertekad Berkonsolidasi Tim Pemenangan Prabowo-Gibran

Mereka sudah sejak lama menjual senjata kepada Israel untuk dipakai terhadap warga Palestina.

Pemegang saham teratas di lima perusahaan militer ini sebagian besar terdiri dari manajer aset, atau bank-bank besar dengan sayap manajemen aset, yang mencakup Vanguard, State Street, Fidelity, Capital Group, Wellington, JPMorgan Chase, Morgan Stanley, Newport Trust Company, BlackRock, Longview Manajemen Aset, Perusahaan Jasa Keuangan Massachusetts, Geode Capital dan Bank of America.

Perusahaan manajer aset hingga perbankan tersebut merupakan investor atau pemberi modal bagi kelima korporasi militer AS tersebut.

Baca Juga: Dewan Pers: Revisi Kedua UU ITE Berpotensi Membungkam Kemerdekaan Pers

Mereka juga mendapatkan keuntungan dari aneksasi yang dilakukan zionis Israel di tanah Palestina. Vanguard bahkan membuka layanan konseling gratis bagi Israel yang mengalami trauma akibat serangan Hamas beberapa waktu lalu.

Sementara, berdasarkan penelusuran, Vanguard juga merupakan investor dari salah satu korporasi di Indonesia yakni Mayora yang merupakan perusahaan induk air kemasan Le Minerale. Artinya, produk air minum tersebut kemungkinan juga memiliki afiliasi dengan Israel.

Posisi Vanguard sebagai investor perusahaan dengan kode emiten MYOR ini juga diungkapkan oleh Habib Ares dalam akun instagramnya @aresdimahdi. Dalam unggahan itu , dia merinci bahwa Mayora sebagai perusahaan induk Le Mineral menerima investasi dari sejumlah perusahaan asing.

Baca Juga: Giliran Ketua Bawaslu Dinyatakan Terbukti Langgar Etik Setelah Ketua MK dan KPK

Salah satu yang terkemuka dan diketahui berafiliasi dengan Israel yakni The Vanguard Group Inc. Perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan mencapai 7,2 triliun dolar AS itu menanamkan sekitar Rp 21 miliar di MYOR.

Dengan posisi itu, tidak menutup mungkin Vanguard memperoleh keuntungan bisnis dari aktivitas dagang Le Minerale mengingat produk air minum ini merupakan besutan Mayora.

Keuntungan tersebut lantas ditanamkan kembali oleh Vanguard sebagai modal di perusahaan militer AS yang memproduksi senjata bagi prajurit Israel.

Baca Juga: Forum P3 PPPG Dan ALMI Resmi Dukung Capres Prabowo-Gibran 

Peralatan perang itu telah menewaskan lebih dari 6500 warga Palestina, dimana 2500 diantaranya merupakan anak-anak. Belum lagi ditambah dengan ribuan korban luka dan orang hilang.

Ketua Cyber Indonesia, Husin Shihab sebelumnya juga mendapati data bahwa pemilik nama merek dagang Le Minerale adalah sebuah perusahaan bernama Matsui Koshi yang berkedudukan hukum di British Virgin Island (BVI).

Husin mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Le Minerale yang disebutnya telah membohongi masyarakat dengan mengaku-ngaku asli produk lokal.

Baca Juga: Difitnah Sebagai Pro Israel, Danone Indonesia Justru Banyak Bantu Palestina

Hal senada juga diungkapkan pegiat media sosial, Jhon Sitorus. Dia mempertanyakan tujuan Le Minerale harus menyewa merk dari perusahaan asing.

"Apa tujuan sebenarnya ya? Kok merek harus sewa dari perusahaan asing, kenapa berkantor di TAX HEAVEN?" katanya.

Kontrak kerjasama Le Minerale dengan Matsui Koshi dimulai sejak 2011 lalu dan berakhir pada 2031 mendatang. Dia menduga kalau langkah tersebut sengaja diambil untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan ke Indonesia.

Baca Juga: Dicap Jago Beretorika, Anies: Kalau Ada Gagasan Tak Perlu Berjoget Ria

"Ngeri ih...udah curangin lawan tapi pajak aja perlu dipertanyakan," katanya.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler