Jadi Salah Satu Penyampah Terbesar Indonesia, Pemerintah Harus Minta Tanggungjawab Mayora

15 Januari 2024, 09:50 WIB
Hasil survei plastik nasional menunukkan peringkat pertama PT Mayora. /Wijaya/ARAHKATA

ARAHKATA - Hasil penelitian atau sensus sampah plastik yang dilakukan BRUIN Badan Riset Urusan Sungai Nusantara atau BRUIN menunjukkan perusahaan makanan dan minuman dari Mayora Group menjadi salah penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia.

Pemerintah pun didesak untuk meminta pertanggungjawaban produsen ini terhadap pengelolaan sampahnya.

Dalam jumpa persnya baru-baru ini, Muhammad Kholid Basyaiban selaku Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Indonesia mengatakan hampir 2 tahun melakukan penelitian ini, mulai dari Maret 2022 hingga November 2023.

Baca Juga: Mahfud Ungkap Ada Orang Asing Mau Kacaukan Pemilu Presiden 2024

“Dalam penelitian ini kami melibatkan sekitar 38 komunitas se-Indonesia dan 12 kolaborator dari 50 kampus swasta di Indonesia,” ujarnya.

Dalam penelitian yang dilakukan, BRUIN dan tim l menyusuri serta melakukan audit sampah di 64 titik lokasi di 30 kabupaten kota di 13 provinsi di Indonesia.

Sensus Sampah Plastik ini adalah audit sampah plastik di perairan yang pertama kali dilakukan di jumlah titik terbanyak di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.

Baca Juga: Diduga Tipu Klien Ratusan Juta, Brando Kartawidjaja Ditetapkan Sebagai Tersangka

Menurutnya, pemilihan wilayah tersebut dilakukan dengan menggunakan proporsi sampling.

Di mana, penentuan lokasinya dilihat dari lingkungan yang dijadikan fokus untuk penelitiannya.

“Karenanya, wilayahnya itu secara random, karena sifat penelitiannya kan kolaboratif. Jadi, itu salah satunya support data dari komunitas-komunitas yang ada di luar Jawa. Kita memilihnya berdasarkan kolaboratif dengan komunitas,” katanya.

Baca Juga: Prabowo Tegaskan Pelaku Ancam Tembak Anies Bukan Pendukungnya

Dia menjelaskan ada ada 5 metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Pertama, metode dengan jaring atau penangkapan (catching), kedua itu drafting (pencatatan), ketiga pakai barcode scanning, keempat metode trash boom (penjebak sampah), dan kelima adalah foto sampah.

“Itu cara kita untuk mengumpulkan sampah dan mendata sampah itu. Kita juga mengidentifikasinya mulai dari mereknya, asal produsennya, tipe layers atau lapisan plastiknya, tipe produk sama material plastiknya,” tuturnya.

Baca Juga: Waduh! KA Pandalungan Anjlok, Jalur Kereta Api Rute Sidoarjo Terhambat

Dia memaparkan dari 25.733 sampah plastik yang berhasil dikumpulkan, kemasan plastik (sachet) mendominasi dan itu mengidentifikasi produsen pencemar terbesar.

Plastik yang diproduksi oleh Mayora menempati 5 besar sebagai perusahaan pencemar sampah plastik di Indonesia.

Empat lainnya adalah sampah plastik berlabel dari produsen Wings Food, Unilever, dan Indofood. Selanjutnya ada PT Santos Jaya Abadi, Unicharm, P&G, Garuda Food, dan Ajinomoto.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Buka Loker Januari 2024, Simak Link Pendaftarannya!

“Kami nilai mereka-mereka ini hanya memikirkan keuntungan, tanpa melihat dampak buruk bagi lingkungan,” tukasnya.

Atas temuan adanya 10 pencemar terbesar, BRUIN meminta pertanggungjawaban EPR (Extended Producer Responsibility) dari 10 produsen pencemar tersebut untuk mengelola sampah plastik sesuai dengan peraturan pengelolaan sampah, serta menekan jumlah penggunaan plastik, termasuk dengan desain yang lebih ramah lingkungan.

Hal ini selaras untuk mendukung target pengurangan 30 persen sampah oleh produsen pada 2029.

Baca Juga: Sidang Perkara Dugaan Korupsi Akuisisi SBS oleh BMI, Saksi dari JPU Untungkan Terdakwa

Pada 2022 lalu, Komunitas Nol Sampah Surabaya bersama Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) juga pernah melakukan brand audit serupa di muara sungai Wonorejo, Rungkut, dan Surabaya.

Saat itu mereka berhasil mengumpulkan 10 karung sampah plastik. Sebagian besar sampah plastik itu juga merupakan kemasan makanan dan minuman (mamin) serta deterjen.

Penelitian dilakukan dengan melibatkan 50 orang yang terdiri dari beberapa komunitas peduli lingkungan di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan Mayora Group juga masuk dalam 10 besar penyumbang sampah plastik terbesar.

Baca Juga: Jokowi Sekeluarga hingga KPU dan MK Dilaporkan atas Dugaan Nepotisme ke PTUN

Penelitian lainnya juga dilakukan lembaga penelitian lingkungan hidup independen, Ecoton pada tahun yang sama.

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Ecoton di antaranya telah mengunjungi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Pulau Sulawesi.

Dari brand audit yang dilakukan terhadap sampah-sampah yang dikumpulkan di 68 sungai strategis nasional di daerah-daerah ini, hasilnya menunjukkan Mayora masuk dalam kelompok 5 besar perusahaan penyumbang sampah plastik terbesar.***

Editor: Wijaya Kusnaryanto

Tags

Terkini

Terpopuler