Ketua PP PMKRI Desak Kapolda NTT dan Kapolres SBD Ungkap Dalang Pengrusakan Atribut PMKRI

- 2 Desember 2020, 12:34 WIB
Perusakan Bendera PMKRI oleh OTK
Perusakan Bendera PMKRI oleh OTK /

Terhadap aksi yang tidak berperi-kemanusian itu, pada tanggal 16 November 2020 lalu, kelompok Cipayung Sumba Barat Daya (SBD) bersama Komisi Keadilan Perdamaian Keuskupan Weetebula, melakukan aksi untuk rasa. Sedikitnya terdapat 7 point tuntutan dalam aksi unjuk rasa yang digelar di kantor DPRD Kabupaten SDB, diantaranya yaitu meminta pertanggungjawaban Badan Kehormatan DPRD SBD atas hasil pantauan dan evaluasi atas pelanggaran kode etik atau moralitas yang dilakukan oleh dua oknum anggota DPRD yang terlibat dalam aksi persekusi di maksut. Oknum anggota DPRD yang terlibat diminta untuk bertangungjawab. Selain itu, oknum anggota TNI, dan masyrakat yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam tindakan kekerasan itu juga diminta pertanggunjawabanya.

Dalam Petisi yang diperoleh ARAHKATA, beberapa lembaga tersebut dalam aksi unjuk rasa itu, mengutuk tindakan kekerasan dalam bentuk penyiksaan, penganiayaan, perampasan atas kebebasan fisik mengakibatkan penderitaan fisik maupun psikis yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD Sumba Barat Daya, oknum TNI dan oknum lainnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap korban Mario Mardi Nariti.

Baca Juga: Persoalan Lahan Tidak Jelas, Sejumlah Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Houling Kontraktor PT. BDM

Ketua presidium DPC PMKRI Cabang Tambolaka, Yulius Lere menerangkan bahwa usai aksi unjuk rasa itu, seorang anggota biasa PMKRI Cabang Tambolaka mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa pemuda tak dikenal.

“Setelah aksi itu besoknya tanggal 17 november 2020 sekitar pukul jam 07:00 WITA, anggota biasa PMKRI Cabang Tambolaka saudara Tobias Mila Meza mengalami serangan dari beberapa pemudah dan dia dipukul tepat di wajahnya. Kami tidak mengetahui pelaku ini di suruh sama siapa karna mereka tidak mengakui siapa yg memberi mereka perintah.” ungkap Yulius.

“Semenjak kami turun aksi kami dapat gangguan terus. Sebelmnya km aman saja . Menyusul kejadian pada tanggal 1 Desember yaitu pengrusakan atribut PMKRI yaitu bendera yang disobek,” tambahnya.***

Halaman:

Editor: Ahmad Ahyar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah