Peringatan Bencana Juga Bisa Dilakukan Pakai Kentongan, Ini Penjelasannya

- 6 Maret 2021, 08:14 WIB
WAKIL Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (ketiga kiri) saat meluncurkan program seribu kentongan, yang digagas oleh Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radion Republik Indonesia (RRI), di Desa Tenjolaya, Kabupaten Subang, Senin 11 November 2019,*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
WAKIL Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (ketiga kiri) saat meluncurkan program seribu kentongan, yang digagas oleh Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radion Republik Indonesia (RRI), di Desa Tenjolaya, Kabupaten Subang, Senin 11 November 2019,*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR /

Selanjutnya, selain lebih mudah diterima dan dipahami masyarakat, sistem informasi peringatan dini menggunakan kearifan lokal tersebut juga diyakini dapat mendorong masyarakat menjadi mandiri.

“Yang ada di Aceh dan beberapa wilayah di Indonesia. Ketika (masyarakat) merasakan goyangan gempabumi saat berada di pantai sampai 10 - 20 hitungan, (mereka) terus saja lari ke tempat yang lebih tinggi. Tidak perlu lagi menunggu sirine dari BPBD,” terang Dwikorita.

Menyilam pada peristiwa Gempabumi dan Tsunami Palu 2018 yang menelan korban sebanyak 2.045 jiwa, bahwa kemunculan gelombang tsunami hanya berselang kurang lebih dua menit setelah adanya guncangan gempa.

Pada saat itu menurut Dwikorita, sistem peringatan dini yang dimiliki BMKG baru mengeluarkan tanda bahaya pada menit keempat.

Baca Juga: KLB Kubu Kader Pecatan Demokrat Yakin Moeldoko Terima Pinangan

Menurutnya, korban jiwa seharusnya dapat ditekan apabila masyarakatnya memiliki pengetahuan dan pemahaman dari kearifan lokal yang kemudian menjadi budaya dan diimplementasikan kepada upaya mitigasi bencana.

Melihat dari fenomena tersebut, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa sistem peringatan dini berbasis tekonologi modern belum cukup membantu masyarakat dalam mitigasi bencana. Perlu adanya aspek dari sisi kearifan lokal dan juga infrastruktur evakuasi yang memadai.

“Sehingga local wisdom itu yang harus dicanangkan,” tandas Dwikorita.***

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah