Miris, Kekerasan Gender Masih Banyak Terjadi di Tengah Covid-19

- 12 Maret 2021, 14:22 WIB
Ilustrasi kekerasan pada perempuan
Ilustrasi kekerasan pada perempuan /Freepix/

ARAHKATA - International Women's Day diperingati setiap 8 Maret 2021. Di momen ini, menjadi penghargaan untuk perempuan, termasuk persamaan gender. Sayangnya, kekerasan masih banyak terjadi.

Sedikitnya 42 persen masyarakat yang disurvei telah melaporkan mengalami beberapa bentuk kekerasan berbasis gender (GBV) selama pandemi Covid-19, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab South East Asia (J-PAL SEA) yang diluncurkan 10 Maret 2021.

Penelitian berjudul “Memahami Kesejahteraan dan Penghidupan Masyarakat Saat Pandemi Covid-19 di Indonesia” ini bertujuan untuk memahami dampak pandemi Covid-19 terhadap kekerasan berbasis gender dan pekerjaan mengasuh anak yang tidak dibayar.

Baca Juga: Hari Ini Jumat Terakhir Jelang Bulan Rajab yang Istimewa

Studi tersebut dilakukan secara online dan melalui wawancara telepon dari Oktober hingga November 2020, kepada lebih dari 1.000 responden di delapan kota. Sekitar 46,5 persen responden adalah perempuan. Responden berasal dari provinsi Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan.

Sementara delapan persen perempuan kehilangan pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, persentase laki-laki yang menganggur lebih tinggi, yaitu 15,2 persen. 53 persen dari responden ini kehilangan pekerjaan karena tekanan ekonomi akibat pandemi. Perubahan ini juga mempengaruhi kesehatan mental dan menyebabkan konflik keluarga karena terlalu lama dekat satu sama lain selain tekanan pengangguran dan stres.

Pekerjaan mengasuh yang tidak dibayar terdistribusi secara tidak merata di rumah tangga dimana perempuan menghabiskan lebih dari tiga jam untuk mengasuh anak dibandingkan dengan laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama tetapi hanya di bawah dua jam sehari.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini 9 Adab Berhubungan Seks dalam Ajaran Islam

“Apresiasi sebesar-besar nya saya berikan kepada UNDP bersama dengan J-PAL yang telah berkontribusi besar dalam penyusunan hasil laporan studi yang sangat berharga dalam situasi krisis yang sangat dinamis ini. Saat ini ketersedian data yang valid dan reliable sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran berbagi pihak akan dampat COVID-19 bagi perempuan serta menjadi dasar pelatakan kebijakan yang berbasis data,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan, I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam kata sambutannya.

Halaman:

Editor: Mohammad Irawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x