Puan menyakini, perempuan Indonesia kreatif, banyak ide, dan bisa menemukan cara-cara untuk meningkatkan budaya literasi di tingkat keluarga, maupun di lingkungan sosial terdekat lainnya.
“Taruh persoalan berat di hadapan perempuan Indonesia, maka insya allah perempuan bisa menemukan solusinya,” tambahnya.
Baca Juga: Puan: DPR Segera Tetapkan Polegnas, Fokus Penanganan Covid & UU ITE
Puan menjelaskan, kemampuan literasi seperti membaca, menulis, serta mengolah dan memahami informasi dapat membuat seseorang menyerap banyak ilmu pengetahuan, bisa menuangkan gagasan dan berpikir kritis, serta memiliki keahlian problem solving.
“Jika R.A. Kartini tidak memiliki kemampuan literasi, maka tidak akan ada buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang' yang isinya sudah menginspirasi banyak Kartini-Kartini lintas generasi hingga masa kini,” tambahnya.
Menurut Puan, para 'founding fathers Indonesia' juga memiliki kemampuan literasi yang sangat kuat khususnya diera kemerdekaan melawan penjajahan.
Baca Juga: Puan Apresiasi Puskesmas, Sebanyak Ini Banyumas telah Terima Vaksin
Hal itu terbukti dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 yang menjadi pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hingga saat ini.
“Jika kita ingin memajukan peradaban Indonesia, maka kita harus memajukan budaya literasi,” pungkas Politisi PDI Perjuangan itu.***