Harga Gabah Anjlok, Nasib Petani Situbondo Makin Memprihatinkan

- 6 Juli 2021, 22:13 WIB
Anggota komisi B DPRD Jatim dr. Agung Mulyono
Anggota komisi B DPRD Jatim dr. Agung Mulyono /Adi Suprayitno/ARAHKATA

ARAHKATA - Tak hanya merasakan ekonomi merosot akibat pandemi covid-19, petani di kabupaten Situbondo Jawa Timur juga harus merasakan pahit hasil panennya.

Beban petani semakin bertambah, yakni kelangkaan pupuk dan merosotnya harga gabah.

Anggota komisi B DPRD Jatim dr. Agung Mulyono mengaku banyak petani yang mengeluh atas hasil pertanian.

Baca Juga: Simak! Ini yang Harus Diperhatikan Jika Main Aplikasi Kencan Online

Petani banyak yang kecewa karena hasil produksi tidak seimbang dengan jerih payahnya. Seperti halnya anjloknya harga gabah.

"Memang keluhan ini sudah lama mereka rasakan. Hasil pertanian tidak sesuai dengan produksi, kadang impas. Ini karena pupuk sangat langka," katanya.

Mendengar keluhan petani soal harga gabah di Situbondo yang anjlok, politisi politisi Partai Demokrat tersebut langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian (Distan) Jatim.

Baca Juga: Lagi! Negara Ini Cabut Larangan Pakai Masker dan Jaga Jarak

Agung berharap agar kondisi yang tidak menguntungkan petani itu bisa segera ditindaklanjuti oleh Pemprov Jatim.

Anjloknya harga gabah ini diduga para petani memanen gabahnya lebih awal karena terdesak kebutuhan, sehingga harganya jatuh. Padahal seandainya satu minggu lebih lama panen kadar airnya rendah dan harganya jadi naik

"Saya berkoordinasi dengan dinas pertanian yang pertama mereka memanen lebih awal karena kebutuhan, yang kedua mereka panennya kecepatan," ungkapnya.

Baca Juga: Idul Adha Bertepatan dengan PPKM Darurat, Begini Kata Kemenag

Alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) itu mendorong agar Pemprov Jatim melakukan penyuluhan mengenai prosedur panen yang benar, sehingga petani memanen gabah tepat waktu.

Agung optimis kadar air akan rendah dan harganya bisa stabil, jika gabah dipanen tepat waktu. Selain itu, petani didorong untuk menjual gabah mereka ke tengkulak yang kredibel agar harganya sesuai pasar.

"Jadi intinya saya sebagai wakil rakyat seperti ini tapi saya sudah koordinasi dengan dinas pertaniam untuk pembinaan dan penyuluhan sehingga kalau memang seminggu lagi dipanen maka harganya kemungkinan bisa naik," ucapnya. 

Seperti diketahui, kendati sudah melewati masa panen raya, harga gabah di kabupaten Situbondo, Jawa Timur justru mengalami penurunan yang sangat signifikan. Harga gabah ditingkat petani, saat ini berkisar pada Rp 3.800 hingga Rp 4000 untuk gabah kualitas super.

Baca Juga: Selain Bisa Dikonsumsi, Ini Manfaat Kopi bagi Kesehatan Rambut

Padahal, sewajarnya, harga gabah bisa tembus hingga Rp 4.800 hingga Rp 5.200 untuk kualitas gabah super. Jika harga gabah masih bertahan dibawah Rp 3.900, bisa dipastikan biaya produksi tidak akan mampu tertutupi.

"Kalau harga gabah super itu 4 ribu rupiah mas, kalau kualitas standart ya harganya paling mahal 3.800 rupiah. Itu belum potongan kekeringan gabah, semakin basah gabah maka semakin tinggi potongan beratnya," terang Ahmad, salah satu pengepul gabah, di Situbondo. 

Masih menurut Ahmad, turunnya harga gabah terjadi diluar panen raya akibat rendahnya daya jual beras, faktor pandemi COVID-19 salah satu pemicu dominan."Kami mengikuti harga dari pasaran, sekarang daya beli gabah memang rendah. Kalau harga gabah tinggi, kami tetap ambil tinggi juga ke petani," pungkasnya.***

Editor: Agnes Aflianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x