ARAHKATA - Program vaksinasi bisa terhambat jika dua faktor muncul. Yakni ketersediaan vaksin, dan masalah kemampuan anggaran (keuangan).
Sementara vaksinasi mandiri (berbayar, red) yang diselenggarakan oleh Kimia Farma menuai pro dan kontra.
Baca Juga: Enam Negara Ini Tutup Akses Buat Indonesia
Dengan begitu, pelaksanaan vaksinasi gotong royong yang sedianya dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Ketua DPRD Jawa Timur (Jatim) Kusnadi mengaku dapat memahami penting vaksinasi. Maka program vaksinasi gotong royong perlu didukung.
Mengingat berdasarkan teori dan ilmu kedokteran vaksin COVID-19 itu bukan bersifat permanen, sehingga walaupun sudah divaksin orang masih bisa terpapar lagi dalam waktu beberapa bulan kemudian.
Baca Juga: Rekor! Indonesia Urutan Pertama Kasus COVID-19 Tertinggi di Dunia
Demi mengatasi pandemi, pemerintah Indonesia tengah berupaya mengejar terwujudnya Herd Immunity dimana minimal 70 persen dari populasi penduduk Indonesia sudah menerima vaksin COVID-19.
Namun ketersediaan vaksin ini berhubungan dengan hasil produksi terhadap vaksin itu sendiri .
"Apakah perusahaan perusahaan farmasi yang memegang lisensi untuk memproduksi vaksin itu mampu memenuhi kebutuhan Indonesia yang berpenduduk kisaran 270 juta orang," kata Kusnadi, Senin 12 Juli 2021.