Cadangan Air Tanah DAS Rejoso Bisa Habis 2050, Perlu Ko-Investasi Rehabilitasi dan Konservasi

- 25 Agustus 2022, 20:06 WIB
lokakarya Nasional “Pengelolaan Terpadu DAS Rejoso melalui Pertanian Berkelanjutan, Emisi Rendah Karbon, serta Investasi Bersama Sumber Daya Air”, World Agroforestry (ICRAF)
lokakarya Nasional “Pengelolaan Terpadu DAS Rejoso melalui Pertanian Berkelanjutan, Emisi Rendah Karbon, serta Investasi Bersama Sumber Daya Air”, World Agroforestry (ICRAF) /Wijaya/ARAHKATA

Baca Juga: Dihadiri 1.000 Peserta,  Meriahkan Pelaksanaan Upacara HUT ke-77 Republik Indonesia di Insana Utara

Selain memaparkan keberhasilan inisiasi awal Gerakan Rejoso Kita Lokakarya Nasional yang diselenggarakan beberapa waktu lalu juga memaparkan pengenalan teknologi budidaya padi ramah lingkungan serta percontohan konstruksi dan manajemen pengelolaan sumur bor yang aman dan efisien.

Sejumlah inisiasi tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk menanggulangi berbagai persoalan DAS yang disebabkan oleh eksploitasi berlebihan, alih guna lahan, hilangnya vegetasi yang mengakibatkan terjadinya banjir, erosi tanah, longsor bahkan kekeringan.

Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A., Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia yang diwakili oleh M. Saleh Nugrahadi, Asisten Deputi Pengelolaan DAS dan Konservasi SDA, menyampaikan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, tidak hanya untuk alam tapi juga untuk menjamin keberlangsungan bisnis pengusahaan sumber daya alam.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebutkan Dua Strategi Jadikan APBN 2023 Indonesia Bangkit

Pengelolaan sumber daya alam tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Pemerntah Pusat atau Pemerintah Daerah, tapi memerlukan keterlibatan aktif dan investasi seluruh stakeholder, utamanya masyarakat dan pengusaha yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Dengan bekerja bersama dari hulu ke hilir, kami yakin DAS Rejoso akan terjaga dan dapat dimanfaatkan hingga bertahun-tahun yang akan datang.”

Saleh berharap skema pembayaran jasa lingkungan dapat dijadikan alternatif solusi  kebutuhan pendanaan konservasi lingkungan.

Baca Juga: Enam Perusahaan Otomotif Tarik 26.000 Kendaraan Karena Komponen Rusak 

“Skema pembayaran jasa lingkungan ini harusnya dapat menjadi solusi dalam hal pembiayaan upaya konservasi yang tentunya akan memberikan dampak pada keberlangsungan kegiatan ekonomi, terutama yang memanfaatkan sumber daya air dalam operasionalnya. Untuk itu, diperlukan kerja bersama masyarakat di wilayah hulu hingga pengguna air di wilayah hilir dalam mengimplementasikan pengelolaan DAS secara terpadu.”

Halaman:

Editor: Wijaya Kusnaryanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x